Ada Masalah

Sabtu, 18 Maret 2017

Ada Masalah

Baca: Mazmur 34:12-19

34:12 Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan TUHAN akan kuajarkan kepadamu!

34:13 Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

34:14 Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;

34:15 jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!

34:16 Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;

34:17 wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi.

34:18 Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.

34:19 TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. —Mazmur 34:19

Ada Masalah

Pagi hari setelah kelahiran anak kami, Allen, dokter duduk di sebelah tempat tidur saya dan berkata, “Kami menemukan masalah.” Anak kami yang terlihat sempurna secara fisik ternyata memiliki cacat bawaan yang mengancam jiwanya dan perlu diterbangkan ke sebuah rumah sakit yang jauhnya lebih dari 1.000 km untuk segera dioperasi.

Setelah mendengar dokter itu mengatakan bahwa kondisi anak saya bermasalah, hidup saya berubah saat itu juga. Perasaan khawatir akan apa yang akan terjadi selanjutnya telah menghancurkan semangat saya. Dalam keterpurukan itu saya sangat mengharapkan Allah akan menguatkan saya agar saya juga dapat menolong anak saya. Saya pun bertanya-tanya, mungkinkah Allah yang penuh kasih mengizinkan ini terjadi? Pedulikah Dia kepada anakku? Apakah Dia ada? Segala pertanyaan tersebut dan pikiran-pikiran lainnya mengguncang iman saya pagi itu.

Lalu suami saya, Hiram, datang dan mendengar berita itu. Setelah dokter itu pergi, Hiram mengatakan, “Jolene, mari kita berdoa.” Saya setuju dan ia pun menggenggam tangan saya. Kami berdoa, “Terima kasih, Bapa, karena Engkau telah memberikan Allen kepada kami. Allen adalah milik-Mu, Allah, dan bukan milik kami. Engkau mengasihinya sebelum kami mengenalnya, dan Allen adalah milik-Mu. Kiranya Engkau menyertainya saat kami tak mampu melakukannya. Amin.”

Hiram adalah seorang pria yang tidak banyak bicara. Tidak mudah baginya untuk mengungkapkan pikirannya dengan kata-kata, dan ia sering merasa tidak perlu berbicara, karena ia tahu bahwa sayalah yang biasanya berbicara. Namun, pada hari ketika saya patah semangat, remuk redam, dan kehilangan iman, Allah memberi Hiram kekuatan untuk mengucapkan kata-kata yang tidak mampu saya ucapkan. Sembari menggenggam erat tangan suami saya, dalam keheningan yang mendalam dan derasnya air mata, saya merasakan kehadiran Allah yang begitu dekat. —Jolene Philo, penulis tamu

Sahabat terbaik adalah sahabat yang tekun mendoakan kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 32-34; Markus 15:26-47

Artikel Terkait:

Persahabatan yang Tidak Terduga

Hubungan persahabatan yang coba dijalin oleh Christine sangat tidak terduga. Orang yang tidak pernah dia duga bisa cocok, justru kini menjadi sahabat baiknya. Tuhan selalu tahu yang lebih baik dari kita! Yuk, baca kesaksian lengkap dari Christine di dalam artikel ini.