Merembes Lewat Jemari Tangan

Kamis, 16 Maret 2017

Merembes Lewat Jemari Tangan

Baca: Yesaya 40:9-17

40:9 Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: “Lihat, itu Allahmu!”

40:10 Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.

40:11 Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.

40:12 Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-bukit dengan neraca?

40:13 Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat?

40:14 Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?

40:15 Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya.

40:16 Libanon tidak mencukupi bagi kayu api dan margasatwanya tidak mencukupi bagi korban bakaran.

40:17 Segala bangsa seperti tidak ada di hadapan-Nya mereka dianggap-Nya hampa dan sia-sia saja.

Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya . . . ? —Yesaya 40:12

Merembes Lewat Jemari Tangan

Setelah saya tidak sengaja menyenggol gelas pada konter di sebuah restoran, air minuman yang tumpah mulai mengalir ke tepi meja dan menetes ke lantai. Saya berusaha menampung tumpahan itu dengan menangkupkan kedua telapak tangan saya. Namun, usaha itu sia-sia karena sebagian besar minuman itu merembes melalui jemari tangan saya. Akhirnya kedua telapak tangan saya hanya dapat menampung air tidak lebih dari satu sendok makan, sementara kedua kaki saya sudah basah kuyup tergenang air.

Hidup saya sering mirip dengan peristiwa itu. Saya berjuang sekuat tenaga untuk memecahkan masalah, memperhatikan detail yang ada, dan mengendalikan situasi yang terjadi. Sekeras apa pun usaha saya, kedua tangan saya yang lemah tidak mampu menampung segalanya. Ada saja yang merembes melalui jemari tangan saya, menggenangi kaki saya di lantai, dan membuat saya kewalahan. Meski saya meliuk-liukkan telapak tangan atau merapatkan jemari, saya tetap tidak sanggup menangani segalanya.

Namun, Allah sanggup. Nabi Yesaya mengatakan bahwa Allah dapat menakar seluruh air laut yang ada di bumi ini—semua air lautan, sungai, dan hujan—dengan lekuk tangan-Nya (40:12). Hanya tangan Allah yang cukup besar untuk menampung semua itu. Kita tidak perlu bersusah payah menampung lebih dari seukuran kecil yang dimaksudkan Allah untuk kita tampung dengan tangan kita. Ketika merasa kewalahan, kita dapat menyerahkan segala kekhawatiran dan keprihatinan kita ke dalam tangan-Nya yang sanggup menampung semua itu. —Kirsten Holmberg

Tuhan, tolong aku untuk tidak lagi berusaha menampung segala sesuatu dengan tanganku, melainkan agar aku mempercayakan setiap kebutuhan dan keprihatinanku ke dalam tangan pemeliharaan-Mu yang sempurna.

Kita dapat mempercayai Allah untuk menangani segala hal yang tidak sanggup kita tangani.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 28-29; Markus 14:54-72

Artikel Terkait:

5 Hal yang Kupelajari Saat Aku Tidak Punya Pekerjaan Tetap

Hampir setahun Chrisanty tidak berhasil mendapatkan pekerjaan. Berkali-kali lamaran kerja yang dia kirimkan ditolak hingga dia mulai terbiasa mengalami kekecewaan. Selama masa-masa itu, Chrisanty terus bertanya pada dirinya sendiri: “apa yang akan aku lakukan dengan hidupku? ”

Inilah 5 pelajaran yang Chrisanty dapat saat dia tidak punya pekerjaan tetap. Semoga dapat menolongmu.