Keraguan yang Hilang

Senin, 13 Februari 2017

Keraguan yang Hilang

Baca: Yohanes 11:1-16

11:1 Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta.

11:2 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.

11:3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.”

11:4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.”

11:5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.

11:6 Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;

11:7 tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Mari kita kembali lagi ke Yudea.”

11:8 Murid-murid itu berkata kepada-Nya: “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?”

11:9 Jawab Yesus: “Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini.

11:10 Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya.”

11:11 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: “Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.”

11:12 Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: “Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.”

11:13 Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.

11:14 Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: “Lazarus sudah mati;

11:15 tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya.”

11:16 Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.”

Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekalikali aku tidak akan percaya. —Yohanes 20:25

Keraguan yang Hilang

Kita mengenalnya sebagai “Tomas si Peragu” (baca Yoh. 20:24-29), tetapi julukan itu sebenarnya tidak begitu adil. Lagipula, berapa banyak dari kita yang benar-benar percaya bahwa pemimpin kita yang dihukum mati telah bangkit dari kematian? Kita mungkin bisa menjulukinya “Tomas si Pemberani”. Setidaknya Tomas menunjukkan keberanian yang luar biasa pada saat Yesus sedang menjalani peristiwa demi peristiwa menjelang kematian-Nya.

Setelah Lazarus mati, Yesus berkata, “Mari kita kembali lagi ke Yudea” (Yoh. 11:7), dan itu diprotes oleh murid-murid-Nya. Kata mereka, “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?” (ay.8). Tomaslah yang berkata, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia” (ay.16).

Tindakan Tomas ternyata tidak sebanding dengan niatnya. Pada saat Yesus ditangkap, Tomas pun melarikan diri bersama murid-murid lain (Mat. 26:56), dan hanya Petrus dan Yohanes yang mendampingi Kristus hingga ke halaman Imam Besar. Hanya Yohanes yang terus mengikuti Yesus hingga ke bawah salib-Nya.

Walaupun sudah menyaksikan kebangkitan Lazarus (Yoh. 11:38-44), Tomas masih sulit mempercayai bahwa Tuhan Yesus yang disalibkan itu telah mengalahkan kematian. Setelah Tomas si Peragu yang manusiawi itu melihat Tuhan yang telah bangkit, barulah ia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh. 20:28). Respons Yesus memberikan keyakinan kepada si peragu dan penghiburan yang tak terkira kepada kita semua: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (ay.29). —Tim Gustafson

Bapa, ajar kami bertindak menurut apa yang kami yakini tentang Engkau dan kebaikan-Mu, dan beriman kepada-Mu atas apa yang tidak kami ketahui.

Orang yang murni keraguannya akan mencari jalan menuju terang, tetapi orang yang tidak percaya merasa puas berdiam dalam kegelapan.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 14; Matius 26:51-75

Artikel Terkait:

Tomas, Si Peragu

Mendengar nama Tomas, salah satu murid Yesus, yang ada di benak kita adalah sikap keraguannya pada kebangkitan Yesus. Ia tidak percaya bahwa Yesus telah bangkit, sebelum ia melihatnya sendiri. Sikap Tomas yang pesimis ini juga mengingatkanku akan keraguan yang pernah aku alami.

Baca selengkapnya di dalam artikel ini.

Bagikan Konten Ini
26 replies
  1. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Ya Allah bapa kami yang berada didalam kerajaan surga, kami sangat bersyukur memilkimu didalam kehidupan kami, karena kami tahu engkaulah yg menebus dosa2 kami dan memperkenangkan kami untuk hidup menhirup udara segar sampai saat ini, bapa disurga, tolonglah kami yang saat ini membutuhkanmu akan kuasa rohol kudusmu dapat menjamah ibu mertua anak kami yang saat ini tengah menjalani masa kritisnya dari operasi bedah syarafnya yg telah selesai di jalaninnya, kiranya engkau memberikan kekuatan dan kesembuhannya agar dapat pulih kembali, dalam nama Tuhan Yesus, hamba menyerahkan kehidupannya kepadamu, terpujilah namamu Amin,..

  2. Arief Persadanta
    Arief Persadanta says:

    Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekalikali aku tidak akan percaya. —Yohanes 20:25

    Kita mengenalnya sebagai “Tomas si Peragu” (baca Yoh. 20:24-29), tetapi julukan itu sebenarnya tidak begitu adil. Lagipula, berapa banyak dari kita yang benar-benar percaya bahwa pemimpin kita yang dihukum mati telah bangkit dari kematian? Kita mungkin bisa menjulukinya “Tomas si Pemberani”. Setidaknya Tomas menunjukkan keberanian yang luar biasa pada saat Yesus sedang menjalani peristiwa demi peristiwa menjelang kematian-Nya.

    Setelah Lazarus mati, Yesus berkata, “Mari kita kembali lagi ke Yudea” (Yoh. 11:7), dan itu diprotes oleh murid-murid-Nya. Kata mereka, “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?” (ay.8). Tomaslah yang berkata, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia” (ay.16).

    Tindakan Tomas ternyata tidak sebanding dengan niatnya. Pada saat Yesus ditangkap, Tomas pun melarikan diri bersama murid-murid lain (Mat. 26:56), dan hanya Petrus dan Yohanes yang mendampingi Kristus hingga ke halaman Imam Besar. Hanya Yohanes yang terus mengikuti Yesus hingga ke bawah salib-Nya.

    Walaupun sudah menyaksikan kebangkitan Lazarus (Yoh. 11:38-44), Tomas masih sulit mempercayai bahwa Tuhan Yesus yang disalibkan itu telah mengalahkan kematian. Setelah Tomas si Peragu yang manusiawi itu melihat Tuhan yang telah bangkit, barulah ia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh. 20:28). Respons Yesus memberikan keyakinan kepada si peragu dan penghiburan yang tak terkira kepada kita semua: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (ay.29). —Tim Gustafson

    Bapa, ajar kami bertindak menurut apa yang kami yakini tentang Engkau dan kebaikan-Mu, dan beriman kepada-Mu atas apa yang tidak kami ketahui.

    Orang yang murni keraguannya akan mencari jalan menuju terang, tetapi orang yang tidak percaya merasa puas berdiam dalam kegelapan.

  3. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik bahagia murni menang tinggi luas lebar segar nyaman sejuk terang kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *