Mercusuar

Sabtu, 18 Februari 2017

Mercusuar

Baca: Yesaya 61:1-6

61:1 Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,

61:2 untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung,

61:3 untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”, “tanaman TUHAN” untuk memperlihatkan keagungan-Nya.

61:4 Mereka akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan mendirikan kembali tempat-tempat yang sejak dahulu menjadi sunyi; mereka akan membaharui kota-kota yang runtuh, tempat-tempat yang telah turun-temurun menjadi sunyi.

61:5 Orang-orang luar akan melayani kamu sebagai gembala kambing dombamu, dan orang-orang asing akan bekerja bagimu sebagai petani dan tukang kebun anggurmu.

61:6 Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita. Kamu akan menikmati kekayaan bangsa-bangsa dan akan memegahkan diri dengan segala harta benda mereka.

[Tuhan] mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung. —Yesaya 61:3

Mercusuar

Sebuah pusat pelayanan di Rwanda bernama “Lighthouse” (Mercusuar) hadir menjadi lambang dari pemulihan. Bangunan itu berdiri di atas wilayah yang sama dengan lokasi rumah megah milik presiden yang berkuasa di Rwanda pada saat terjadinya genosida tahun 1994. Namun bangunan baru yang didirikan oleh orang-orang Kristen itu kini menjadi tempat terang dan pengharapan bersinar. Di sana terdapat sebuah sekolah Alkitab yang bertujuan untuk menghasilkan para pemimpin Kristen yang baru. Di dalamnya juga terdapat hotel, rumah makan, dan beragam pelayanan lain untuk masyarakat. Habis gelap terbitlah terang. Mereka yang membangun pelayanan tersebut berharap kepada Yesus sebagai sumber pengharapan dan penebusan sejati.

Ketika Yesus berada di sinagoge di Nazaret pada hari Sabat, Dia membaca dari kitab Yesaya dan menyatakan bahwa Dialah yang telah diurapi untuk memberitakan rahmat Tuhan (lihat Luk. 4:14-21). Dia telah datang untuk membalut luka mereka yang patah hati dan menawarkan penebusan serta pengampunan kepada manusia. Di dalam Yesus Kristus kita melihat keindahan yang muncul menggantikan abu (Yes. 61:3).

Kita melihat kekejaman genosida di Rwanda, ketika pertikaian antar suku menewaskan lebih dari lima ratus ribu nyawa. Dan saking tercengang dan ngerinya, kita pun kehilangan kata-kata untuk menggambarkannya. Namun demikian, kita tahu bahwa Tuhan sanggup memulihkan kembali segala dampak kejahatan, baik di bumi atau kelak di surga. Dia yang mengaruniakan minyak untuk pesta sebagai pengganti kain kabung juga mengaruniakan pengharapan kepada kita, bahkan di tengah situasi yang paling kelam sekalipun. —Amy Boucher Pye

Tuhan Yesus Kristus, hati kami sedih ketika mendengar tentang kepedihan dan penderitaan yang dialami orang lain. Kami berdoa, kasihanilah kami.

Yesus datang untuk memberi kita pengharapan di tengah situasi yang paling kelam sekalipun.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 23-24; Markus 1:1-22

Artikel Terkait:

Jika Allah itu Baik, Mengapa Ada Begitu Banyak Kejahatan dan Penderitaan?

Mungkin ini adalah salah satu pertanyaan yang paling membingungkan bagi orang Kristen. Namun, pernahkah kamu menanyakan hal yang sama?

Temukan jawabannya di dalam artikel berikut.