Mulailah dari Tempat Kamu Berada

Minggu, 5 Februari 2017

Mulailah dari Tempat Kamu Berada

Baca: Mazmur 136:1-9

136:1 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

136:2 Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

136:3 Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

136:4 Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

136:5 Kepada Dia yang menjadikan langit dengan kebijaksanaan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

136:6 Kepada Dia yang menghamparkan bumi di atas air! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

136:7 Kepada Dia yang menjadikan benda-benda penerang yang besar; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

136:8 Matahari untuk menguasai siang; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

136:9 Bulan dan bintang-bintang untuk menguasai malam! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya. —Mazmur 19:2

Mulailah dari Tempat Kamu Berada

Saya pernah melihat setangkai bunga tumbuh di padang rumput—bunga mungil berwarna ungu yang “menyia-nyiakan keindahannya di sahara,” meminjam ungkapan indah dari puisi karya penyair Thomas Gray. Saya rasa tak seorang pun pernah melihat bunga itu, dan mungkin tidak akan ada lagi yang melihatnya. Jika demikian, mengapa keindahan itu tumbuh di sini? pikir saya.

Tidak ada yang sia-sia di alam ini. Setiap hari alam menampilkan kebenaran, kebaikan, dan keindahan Pribadi yang menciptakannya. Di setiap hari yang baru, alam menceritakan kemuliaan Allah. Apakah saya melihat Allah melalui keindahan itu, ataukah saya hanya melirik dan kemudian mengabaikannya?

Seluruh isi alam memberitakan keindahan dari Pribadi yang menciptakannya. Kita bisa menanggapi dengan menyembah-Nya, mengagungkan-Nya, dan mengucap syukur kepada-Nya—untuk semaraknya bunga, megahnya matahari terbit, atau seimbangnya sebatang pohon.

Penulis C. S. Lewis mengisahkan perjalanannya di tengah hutan pada suatu hari di musim panas. Ia baru saja bertanya kepada temannya bagaimana caranya ia bisa memiliki hati yang senantiasa bersyukur kepada Allah. Teman seperjalanannya itu pun berbelok ke sungai terdekat, mencuci wajah dan tangannya di sebuah air terjun kecil, dan bertanya, “Mengapa tidak mulai dengan ini?” Lewis mengatakan bahwa ia belajar prinsip yang baik dari pengalaman itu: “Mulailah dari tempat kamu berada.”

Air terjun yang mengalir, angin sejuk yang bertiup, burung mungil yang terbang, dan kuncup bunga yang indah. Mengapa tidak mulai mengucap syukur dengan setiap keindahan tersebut? —David Roper

Bapa, kiranya kami selalu ingat bahwa Engkau telah menempatkan keindahan di dunia ini karena hal itu mencerminkan karakter-Mu. Terpujilah nama-Mu!

Tuhanlah keindahan di balik semua keindahan. —Steve Dewitt

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 36-38; Matius 23:1-22

Artikel Terkait:

Sampah dan Sakumi

Jujur saja saat membuang sampah aku jarang memikirkan orang lain. Apakah caraku membuang sampah bisa membuat orang lain terganggu atau tidak, kena dampak yang merugikan atau tidak, aku hampir tidak pernah ambil pusing. Urusanku sendiri sudah terlalu banyak. Masak disuruh mikirin orang lain lagi?

Baca kisah selengkapnya di dalam artikel ini.