Aku Gak Pintar Berdoa

Doa-bukanlah-tentang-3-hal-ini

Oleh Aryanto Wijaya

Sewaktu aku tergabung dalam sebuah persekutuan remaja di gereja, seringkali MC menunjuk salah seorang peserta untuk memimpin doa. Tak semua orang yang ditunjuk mau menerima tawaran itu. Kadang, aku juga menolak ketika ditunjuk. “Jangan aku, aku gak pintar berdoa,” ucapku. Tak hanya aku yang menolak, teman-temanku pun ikut menolak dengan alasan serupa.

Seringkali, kita sebagai orang Kristen enggan berdoa karena merasa tidak pandai berkata-kata, atau menganggap doa kita terlalu sederhana. Tapi, sesulit itukah berdoa? Setelah aku memahami apa esensi dari sebuah doa, kurasa doa bukanlah hal yang sulit.

Doa adalah bentuk komunikasi antara kita dengan Sang Pencipta. Sebagai manusia ciptaan-Nya, kita beroleh kesempatan untuk dapat berkomunikasi secara langsung kepada-Nya melalui doa. Yeremia 33:3 mengatakan suatu jaminan kalau Tuhan mendengar doa anak-anak-Nya: “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.”

Dulu, aku pernah beranggapan kalau doa yang baik ditentukan dari kata-kata yang aku gunakan. Tapi, apakah kata-kata puitis nan indah menjadi syarat agar Tuhan mendengar doa kita? Jawabannya adalah tidak. Aku menyadari kekeliruan itu ketika membaca pengajaran Yesus tentang berdoa dalam Matius 6:5-8.

Ketika kita berdoa, kata-kata bukanlah hal utama yang dilihat Tuhan. Dia melihat jauh lebih dari sekadar kata-kata. Dia melihat ketulusan hati kita. Sekalipun kata-kata yang kita naikkan begitu indah dan puitis, tetapi jika hati kita tidak tulus di hadapan-Nya, maka doa yang kita naikkan bukanlah doa yang berkenan kepada-Nya.

Tuhan tidak menjadikan kata-kata yang kita ucapkan sebagai tolok ukur doa yang berkenan kepada-Nya. Beberapa orang menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata, doanya akan dikabulkan. Namun kenyataannya, Yesus justru menentang doa yang bertele-tele (Matius 6:7).

Doa bertele-tele tidaklah sama dengan berdoa lama. Yesus pernah pergi berdoa kepada Allah semalaman (Lukas 6:12). Sejatinya, bukan durasi waktu berdoa yang dipermasalahkan oleh Tuhan, tetapi motivasi kita dalam berdoa. Doa menjadi bertele-tele ketika kita hanya mengucapkannya di bibir tetapi tidak dengan hati.

Selain itu, janganlah juga kita berdoa agar terlihat saleh oleh orang lain. Dalam Matius 6, Yesus menegur orang-orang munafik yang suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Yesus mengatakan kepada mereka, “Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya,” (Matius 6:2,5,16). Maksud dari kalimat Yesus itu adalah ketika kita berdoa supaya terlihat saleh oleh orang-orang, sesungguhnya pujian dari orang yang kita terima itulah yang menjadi upah kita. Ketika kita hanya berfokus mengejar pujian sebagai upah duniawi, sesungguhnya kita kehilangan upah surgawi yang hanya bisa diberikan oleh Tuhan sendiri (Matius 6:4,6,18).

Apa yang Yesus ajarkan dalam Matius 6 menyadarkanku kalau berdoa adalah tentang Tuhan, bukan tentang seberapa pandai aku merangkai kata-kata. Doa kita mungkin tidak sempurna, tetapi ketika kita menaikkannya dengan hati yang tulus, Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan kita dan akan berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan oleh kita (Roma 8:26).

Jadi, kita tidak perlu khawatir karena merasa kita tidak pintar berdoa. Berdoalah dengan hati yang tulus kepada Tuhan, selayaknya kita berkomunikasi dengan orang yang kita kasihi.

Baca Juga:

4 Tips untuk Bersaat Teduh dengan Konsisten

Menjalankan komitmen bersaat teduh itu tidak mudah. Kesibukanku di ekstrakurikuler sekolah seringkali membuatku lupa bersaat teduh. Namun aku bersyukur karena Tuhan menolongku untuk terus belajar memiliki saat teduh yang berkualitas.

Bagikan Konten Ini
7 replies
  1. solita
    solita says:

    doa yg adalah nafas kehidupan org Kristen membuat kita semakin berserah, berharap dan bergantung hanya pada Tuhan.. sekiranya doa yg slalu ku lantunkan adalah ucapan syukur dan permohonan yg berkenan kepadaMu Bapa.. aminnn.. 🙂

  2. icalpenyok
    icalpenyok says:

    Trimakasih Tuhan untuk semua bukti nyata yg sudah kami rasakan, biarlah akan tetap selalu seperti ini keyakinan kami terhadap Engkau.Amin

  3. Edi Olan Lumban Toruan
    Edi Olan Lumban Toruan says:

    benar bhw doa adalah bentuk komunikasi kita dgn Allah, spt kita jg butuh berkomunikasi dgn orang lain. Temui Dia dan bergaul eratlah dgn NYA.

  4. ranaiz
    ranaiz says:

    Puji Tuhan.. makasih udah bikin artikel ini. karena kadang aku sendiri jg masih ragu dan malu kalo disuruh mendoakan.
    bener2 ngerasa terberkati sm artikel ini 🙂

  5. Aulunan
    Aulunan says:

    saya seorang lelaki lansia,umur 72 thn,setiap dlm persekutuan bila diminta berdoa utk pembuka atau penutup persekutuan,Rasanya mulut saya berat dan sulit berdoa secara Baik.Mohon petunjuk dan bimbingannya.Terima kasih.Tuhan memberkati.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *