Saat Kita Tak Mengerti

Sabtu, 13 Agustus 2016

Saat Kita Tak Mengerti

Baca: Yesaya 55:6-13

55:6 Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!

55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.

55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.

55:9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

55:10 Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,

55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

55:12 Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan.

55:13 Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. —Yesaya 55:8

Saat Kita Tak Mengerti

Meskipun setiap hari saya bergantung pada teknologi untuk menyelesaikan pekerjaan saya, masih banyak hal yang tidak saya mengerti tentang cara kerjanya. Saya hanya menyalakan komputer, membuka dokumen dari program Word, dan mulai menulis. Namun ketidakmampuan saya untuk memahami fungsi dari microchips, cakram keras, koneksi Wi-Fi, dan tampilan berwarna tidak menghalangi saya untuk memperoleh manfaat dari teknologi.

Gambaran itu sedikit banyak mencerminkan hubungan kita dengan Allah. Yesaya 55:8-9 mengingatkan kita bahwa Allah itu jauh melampaui pengertian kita: “Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.”

Meskipun kita tidak dapat mengerti segala sesuatu tentang Allah, keterbatasan itu tidak menghalangi kita untuk mempercayai-Nya. Dia telah membuktikan kasih-Nya kepada kita. Rasul Paulus menulis, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rm. 5:8). Dengan mempercayai kasih-Nya, kita dapat berjalan bersama-Nya bahkan di saat jalan hidup kita tidak dapat dimengerti. —Bill Crowder

Bapa Surgawi, terima kasih karena meski aku tak bisa memahami-Mu sepenuhnya, tetapi aku bisa mengenal-Mu. Aku sungguh bersyukur. Ingatkanlah meski aku tak memahami-Mu dan jalan-jalan-Mu, tetapi aku bisa selalu mengandalkan kasih-Mu kepadaku dan kehadiran-Mu dalam hidupku.

Allah tidak layak disembah jika Dia dapat diselami oleh pikiran kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 87-88; Roma 13

Artikel Terkait:

Mengapa Tuhan Mengambil Sesuatu yang Telah Dia Berikan Kepadaku?

Priscilla begitu bersukacita ketika Tuhan memberikannya beasiswa yang diidam-idamkannya. Tapi, ketika Tuhan seolah akan mengambilnya kembali, dia begitu bergumul. Mengapa Tuhan mengambil sesuatu yang telah Dia berikan kepadaku? Baca kisah lengkapnya di dalam artikel ini.