Membuka Mata

Sabtu, 6 Agustus 2016

Membuka Mata

Baca: 2 Raja-Raja 6:8-17

6:8 Raja negeri Aram sedang berperang melawan Israel. Ia berunding dengan pegawai-pegawainya, lalu katanya: “Ke tempat ini dan itu haruslah kamu turun menghadang.”

6:9 Tetapi abdi Allah menyuruh orang kepada raja Israel mengatakan: “Awas, jangan lewat dari tempat itu, sebab orang Aram sudah turun menghadang ke sana.”

6:10 Sebab itu raja Israel menyuruh orang-orang ke tempat yang disebutkan abdi Allah kepadanya. Demikianlah Elisa memperingatkan kepadanya, supaya berawas-awas di sana, bukan sekali dua kali saja.

6:11 Lalu mengamuklah hati raja Aram tentang hal itu, maka dipanggilnyalah pegawai-pegawainya, katanya kepada mereka: “Tidakkah dapat kamu memberitahukan kepadaku siapa dari kita memihak kepada raja Israel?”

6:12 Tetapi berkatalah salah seorang pegawainya: “Tidak tuanku raja, melainkan Elisa, nabi yang di Israel, dialah yang memberitahukan kepada raja Israel tentang perkataan yang diucapkan oleh tuanku di kamar tidurmu.”

6:13 Berkatalah raja: “Pergilah melihat, di mana dia, supaya aku menyuruh orang menangkap dia.” Lalu diberitahukanlah kepadanya: “Dia ada di Dotan.”

6:14 Maka dikirimnyalah ke sana kuda serta kereta dan tentara yang besar. Sampailah mereka pada waktu malam, lalu mengepung kota itu.

6:15 Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: “Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?”

6:16 Jawabnya: “Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.”

6:17 Lalu berdoalah Elisa: “Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.” Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.

Ya Tuhan: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat. —2 Raja-Raja 6:17

Membuka Mata

Emil adalah seorang tunawisma yang sepanjang tahun selalu menunduk dan memandangi trotoar sambil menyusuri jalanan kota hari demi hari. Ia malu untuk bertatap muka dengan orang lain, karena ia takut akan bertemu dengan orang-orang yang mengenalnya sebelum ia menjadi tunawisma. Namun lebih dari itu, ia menunduk terus dengan maksud mencari-cari uang receh yang jatuh di jalan atau sisa puntung rokok. Karena kebiasaan Emil yang selalu memandang ke bawah, tulang belakangnya mulai terbentuk permanen dengan posisi merunduk sehingga ia menemui kesulitan untuk meluruskan badannya kembali.

Bujang Nabi Elisa memandang ke arah yang salah dan menjadi sangat ketakutan saat melihat banyaknya pasukan yang dikirim Raja Aram untuk menangkap majikannya (2Raj. 6:15). Namun Elisa tahu bahwa bujangnya hanya melihat adanya bahaya yang mengancam dan besarnya jumlah lawan. Matanya perlu dibukakan untuk melihat bahwa perlindungan Allah yang mengelilingi mereka jauh lebih besar dari apa pun yang bisa dilakukan pasukan Aram terhadap Elisa (ay.17).

Ketika hidup terasa sulit dan kita berada di bawah tekanan, perhatian kita sangatlah mudah tersita oleh masalah yang ada. Namun penulis kitab Ibrani menganjurkan jalan keluar yang lebih baik. Ia mengingatkan kita bahwa Yesus telah mengalami penderitaan yang tak terbayangkan demi menggantikan kita. Karena itulah, jika mata kita tertuju kepada-Nya (Ibr. 12:2), Dia pasti akan menguatkan kita. —Marion Stroud

Ya Tuhan, terkadang yang bisa kulihat hanyalah segala kekusutan pada permadani hidupku. Tolonglah aku untuk membuka mata dan melihat keindahan gambar yang sedang Engkau rajut dalam hidupku.

Jika Kristus menjadi pusat hidup kita, hidup kita akan lebih fokus.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 70-71; Roma 8:22-39

Artikel Terkait:

5 Pertanyaan untuk Menguji Apakah Idolamu Telah Menjadi Berhalamu

Mula-mula, kita perlu mengidentifikasi apakah “berhala” yang kita miliki dalam hidup kita. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang menolong Grace mengidentifikasi ketika sesuatu sudah menggantikan Allah di hidupnya. Semoga pertanyaan-pertanyaan ini juga dapat menolongmu.