Seperti Domba
Kamis, 26 Mei 2016
Baca: Yesaya 53:1-6
53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
53:3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri. —Yesaya 53:6
Ketika tinggal bersama kakek di Ghana bagian utara, salah satu tugas saya sehari-hari adalah memelihara domba. Setiap pagi saya membawa sekawanan domba ke padang rumput dan membawa mereka kembali di sore hari. Itulah pertama kalinya saya menyadari betapa keras kepalanya domba itu. Contohnya, jika domba melihat ada lahan pertanian, seketika itu juga naluri domba itu menggerakkannya masuk ke lahan tersebut. Tindakan domba-domba itu sempat beberapa kali membuat saya bermasalah dengan sejumlah petani.
Adakalanya ketika saya kelelahan akibat kepanasan dan sedang berteduh di bawah pohon, saya melihat domba-domba itu lari berpencar menuju semak-semak dan mengarah ke lereng perbukitan. Saya harus mengejar domba-domba itu dan akibatnya kaki saya tergores oleh semak belukar. Saya mengalami kesulitan untuk mengarahkan domba-domba tersebut agar terhindar dari bahaya dan masalah, terutama ketika perampok sesekali datang menyerang dan mencuri domba yang tersesat.
Karena itu, saya cukup memahami perkataan Yesaya, “Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri” (53:6). Kita tersesat dalam berbagai hal: mengingini dan melakukan apa yang tidak menyenangkan Tuhan, melukai sesama dengan tindakan kita, dan mengabaikan waktu bersama Tuhan dan firman-Nya karena kita terlalu sibuk atau kurang tertarik. Kita bersikap seperti domba di padang tadi.
Kita patut bersyukur karena mempunyai Gembala Baik yang rela menyerahkan nyawa-Nya untuk kita (Yoh. 10:11) dan menanggung kesengsaraan dan dosa-dosa kita (Yes. 53:4-6). Sebagai Gembala, Dia memanggil kita kembali ke padang rumput yang aman sehingga kita dapat mengikuti-Nya dengan lebih sungguh. —Lawrence Darmani
Gembala jiwaku, aku memang sering tersesat. Aku bersyukur karena Engkau selalu mencari dan membawaku kembali kepada-Mu.
Apabila kamu ingin Tuhan memimpin, bersedialah untuk mengikuti-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 28-29; Yohanes 9:24-41
Ketika Aku Bersedia untuk Diproses Tuhan
Kehausan akan kasih seorang papa membawa pemuda ini kemudian terlibat dalam hubungan homoseksual. Namun, Tuhan tidak pernah lepas tangan dari kehidupannya. Bagaimana Tuhan memproses kehidupannya? Temukan kesaksiannya di dalam artikel ini.
Aku mau selalu dipimpin oleh-Mu, Tuhan☺
puji tuhan Yesus. firman dan renungan hari ini sungguh menguatkan iman saya
Terima Kasih Bapa, ini aku siap mengikut Tuhan.
Biarlah Tuhan yang memimpin hidupku beserta keluarga ku.
Amin
Selamat pagi..pagi yang indah untuk jiwa yang tenang
Haleluya, terpujilah bapaku yang disurga yang telah menolong menyelamatkanku dari sakitku dan pergumulanku yg kuhadapi dalam kehidupanku bersama keluarga Amin,
Biarlah kehidupan kita senantiasa dituntunNya
Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh teguh tentram baik bahagia menang segar nyaman sejuk kuat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen
Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik penuh bahagia murni menang tinggi luas lebar segar nyaman sejuk terang benderang lebih kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen
Terimakasih Tuhan kami percaya Engkau tdk pernah meninggalkan kami. Amin
amin
Amin. Trimakasih sudah menjadi tangan kanan Allah untuk membagikan ini. Saya sudah tdk khawatir lgi. Trimakasih
amin.
Amin.. God bless buat temen2 semua ya
saya bersedia Tuhan pimpin saya dari jalan yang sesat ke jalan yang Tuhan perintahkan. Perkenankanlah Tuhan. amin
Seringkali kita merasa kuat. Merasa mampu melakukan segala sesuatu dengan kekuatan kita. Mengikuti dan mengingini segala keinginan kedagingan kita. Saat itulah kita tersesat seperti domba. Kita lupa bahwa Allah adalah sumber kekuatan kita. Bersama gembalah kita aman. Gembala yg membaringkan kita di padang rumput yg hijau. Dan memberi minum dengan mata air yg segar. Tuhan Yesuslah gembala yg baik. Yang mengorbankan nyawanya demi kita dombanya yang sesat.
Tuhan Yesus adalah gembalaku.
Renungan hari ini sangat menguatkan, karena kita kadang-kadang melakukan segala sesuatunya berdasarkan keinginan kita sendiri, tanpa campur tangan dan pimpinan dari Tuhan. Sehingga tersesat dan sulit mencari jalan keluar.
Karena itu, andalkanlah Tuhan dalam segala hal, agar hasil yang didapatkan maksimal dan berkenan dengan Tuhan. Halleluya…Amin..
Bersyukur punya Gembala Yang Baik seperti YESUS
Amin…
Amin
Tuhan Engkau begitu baik dosa saya sdh Engkau tanggung.aku sdh banyak melukai hati mu Tuhan tidak memuliah kan nama mu tapi Engkau tetap setia.Amin
Amin. Yesus memberkati