Tak Perlu Khawatir

Selasa, 24 Mei 2016

Tak Perlu Khawatir

Baca: Markus 4:35-5:1

4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang.”

4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.

4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.

4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”

4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.

4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”

4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?”

5:1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa.

Marilah kita bertolak ke seberang. —Markus 4:35

Tak Perlu Khawatir

Suatu penerbangan yang semula nyaman tiba-tiba mulai mengalami guncangan. Suara pilot terdengar menyela layanan bagi penumpang dan meminta penumpang untuk memasang sabuk keselamatan mereka. Tidak lama kemudian pesawat itu mulai meluncur dan terguncang seperti kapal di tengah samudera yang dihempas angin kencang. Sementara para penumpang yang lain berusaha sebaik mungkin menghadapi guncangan tersebut, seorang gadis kecil terlihat duduk dengan tenang di tengah semua itu sambil membaca bukunya. Setelah pesawat mendarat, ada yang bertanya mengapa ia bisa begitu tenang. Gadis itu menjawab, “Ayahku pilotnya dan ia sudah berjanji akan mengantarku selamat sampai tujuan.”

Meskipun murid-murid Yesus adalah nelayan yang berpengalaman, mereka sangat ketakutan ketika badai besar mengancam akan menenggelamkan perahu mereka. Mereka telah mengikuti perintah Yesus, tetapi mengapa badai bisa terjadi? (Mrk. 4:35-38). Yesus bersama mereka tetapi Dia tertidur di buritan perahu. Hari itu, mereka belajar bahwa tidak benar apabila kita melakukan perintah Tuhan, badai tidak akan melanda hidup kita. Namun karena Yesus bersama mereka, mereka juga belajar bahwa badai takkan menghentikan kita untuk mencapai tujuan yang dikehendaki-Nya (5:1).

Meski badai yang kita hadapi hari ini mungkin dampak dari suatu peristiwa tragis, atau karena kehilangan pekerjaan, atau ujian-ujian lainnya, kita bisa meyakini bahwa masih ada harapan bagi kita. Juruselamat kita sanggup mengatasi badai, dan Dia akan mengantar kita selamat sampai tujuan. —C. P. Hia

Badai apa yang sedang kamu hadapi hari ini? Mungkin kamu kehilangan orang yang kamu kasihi atau sedang mengidap penyakit yang berat. Mungkin kamu mengalami kesulitan menemukan pekerjaan. Mintalah kepada Tuhan untuk menguatkan imanmu dan mengantarmu tiba di tujuan dengan aman.

Jika Yesus menjadi sauh, kita tak perlu takut menghadapi badai.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 22-24; Yohanes 8:28-59

Artikel Terkait:

Penyertaan Tuhan

Pada tanggal 7 Juli 2011 lalu, aku kabur dari rumahku karena Papa ingin membunuh aku, kakak, dan mamaku dengan cara membakar rumah kami. Kami putus asa dan sakit hati. Sepertinya hidup ini sungguh menyakitkan. Tapi TUHAN menunjukkan penyertaan-Nya. Temukan kesaksiannya di dalam artikel ini.