Tsunami yang Mengubah Hidupku

Penulis: Kelty Tjhin
Ilustrasi: Galih Reza Suseno

26 Desember 2004 adalah hari yang tidak akan pernah aku lupakan. Hari itu, kota kelahiranku porak poranda oleh gempa dan tsunami yang hebat. Ratusan ribu orang tewas. Dunia menundukkan kepala, turut merasakan duka yang dalam.

Saat itu usiaku baru 9 tahun, dan aku baru saja bergembira merayakan Natal. Aku masih bermalas-malasan di tempat tidur ketika tiba-tiba perabot-perabot rumah mulai bergerak-gerak sendiri. Nenekku berteriak panik, dan dengan ketakutan aku lari ke ruang tamu. Tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras. Tiga ruko yang baru dibangun di seberang rumahku dalam sekejap tinggal puing-puing belaka.

Setelah gempa berhenti, kami hanya bisa tenang sebentar. Orang banyak mulai berlari sambil berteriak, “LARI! LARI! AIR NAIK!” Mama dan aku mulai membereskan barang-barang agar tidak rusak bila banjir datang. Namun, yang kemudian kami saksikan bukan sekadar banjir biasa, melainkan tsunami yang sangat dahsyat!

Semuanya terjadi begitu cepat. Aku mendengar suara gemuruh, melihat arus deras membawa kapal nelayan lewat di halaman rumahku, dan dalam hitungan detik air berwarna hitam dan berbau tidak enak sudah mencapai pinggangku. Jantungku berdegup kencang. “Apakah aku akan mati?” aku mulai menangis. Pikiranku penuh dengan gambaran akhir zaman yang dibicarakan guru sekolah mingguku setiap kali kami membahas kitab Wahyu. Entah bagaimana caranya kami bisa keluar dari rumah yang makin penuh air ini. Dalam keputusasaan aku berteriak, “Tuhan, tolong kami… selamatkan kami!!!”

Beberapa detik kemudian terdengar suara ledakan yang keras. Air yang sangat deras itu menerjang dan akhirnya membobol tembok belakang rumah kami. Dengan segera terjangan air itu menghempas kami keluar rumah. Karena badanku sangat kecil dan tidak bisa berenang, aku pun tenggelam. Tidak ada yang bisa kulakukan. Aku hanya bisa pasrah saat merasakan banyak barang yang menabrakku di dalam air, hingga tiba-tiba ada suara yang berbisik keras di telingaku: “Kelty, ayo teriak!” Aku tidak tahu dari mana asal suara itu, tetapi aku mematuhinya. Aku berteriak sekuat tenaga, “Tuhan, tolooong! Mama, tolooong!!” Tak lama kemudian aku merasa ada yang mendorong badanku ke atas hingga akhirnya aku tiba di permukaan. Ketika bisa membuka mata, aku melihat mamaku. Rupanya tadi ia mendengar teriakanku lalu menarik rambutku. Tetapi, siapa yang telah mendorong aku dari bawah hingga bisa dijangkau oleh mamaku? Aku menarik napas panjang. Itu sebuah misteri yang tidak bisa kujawab. Setelah beberapa menit berada di bawah air, aku akhirnya bisa bernapas kembali. Tsunami tidak jadi merenggut nyawaku!

Aku masih ingat bagaimana kami dengan susah payah memanjat balkon tetangga yang rumahnya lebih tinggi dan diam di sana selama berjam-jam. Setelah hari mulai senja, kami kemudian berjalan menuju daerah pegunungan untuk mencari perlindungan, hanya dengan baju yang melekat di badan. Dalam perjalanan, kami melewati rumah teman mama yang mengajak kami tinggal di sana untuk sementara. Dua hari kemudian tentara mengumumkan bahwa kami semua harus segera meninggalkan Banda Aceh. Tumpukan mayat yang memenuhi jalan, tangisan pedih para korban yang selamat sembari mencari sanak keluarga mereka, membekas kuat dalam ingatanku.

Setiap kali mengingat peristiwa yang terjadi lebih dari 11 tahun yang lalu itu, aku mengaminkan kata pemazmur, “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi” (Mazmur 121:2). Aku sadar bahwa aku tidak memegang kendali atas hidupku sendiri. Tuhanlah yang telah menolongku. Dialah yang memberiku keberanian untuk berteriak saat terjebak di bawah air. Dialah yang mendorongku keluar dari air. Dialah yang menghendaki aku tetap hidup.

Adakalanya aku merasa bisa melakukan ini dan itu dengan kekuatanku sendiri. Namun, Tuhan mengizinkan tsunami datang dalam hidupku untuk selalu mengingatkan aku bahwa apa pun yang aku miliki, sekecil apa pun itu, semua adalah kasih karunia-Nya semata.

Adakalanya aku ingin hidup sesuka hati, memuaskan keinginanku sendiri. Namun, Tuhan mengizinkan tsunami datang dalam hidupku untuk selalu mengingatkan aku bahwa Tuhan adalah pemilik hidupku dan Dia mau agar hidupku memuliakan-Nya. Tuhan begitu mengasihiku. Kesempatan hidup yang Dia berikan tidak akan aku sia-siakan. Aku ingin mengisi hari-hariku dengan apa yang menyenangkan hati-Nya.

Untuk direnungkan lebih lanjut
“Tsunami” apa yang pernah Tuhan izinkan kamu alami dan telah mengubah cara pandangmu tentang hidup ini?

Bagikan Konten Ini
35 replies
  1. Agnes Yustivani
    Agnes Yustivani says:

    Salah satu “Tsunami” yang pernah aku alami yaitu ketika berada di ruang UGD saat sesak nafas. Tubuh yang tak berdaya dan hanya mengandalkan tabung oksigen. Saat itu, menjadi sadar bahwa pertolonganku ialah hanya dari Tuhan.
    Seharusnya, ketika Tuhan masih mengijinkan kita hidup sampai saat ini, itu berarti kita harus terus menyenangkan hati-Nya, sama seperti yang dikatakan di artikel ini (y)

  2. Elsa Monika
    Elsa Monika says:

    ‘tsunami’ yang pernah saya alami itu saat saya tidur siang dan memimpikan dimana saya sangat ketakutan hingga menangis karena saya takut kalau saya tidak ikut dibangkitkan, dari saat itu saya sadar bahwa itu peringatan dari-Nya bahwa Ia masih mengasihi saya lebih dari yang saya kira

  3. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    kesaksian saya dalam hidupku yakni Tsunami yan melanda kehidupanku, ketika hidupku saat itu tengah terbuai menikmati dunia ini dengan gaya dan pola hidup ku yang sungguh konyol dan Arogan hanya mementingkan segala kenikmatan yang bisa dirasakan dengan asyiknya bagi tubuhku, sehingga tanpa kuduga aku tertimpa serangan strook secara tiba2 dan jatuh terjerembab kelantai yang mengakibatkan pecah pembuluh darah di bahagian kepala otak sebelah kananku yang menyebakanku pula aku lumpuh tidak bisa berdiri dan berjalan, kemudian istri dan keluargaku yang saat itu mendengar dan mengetahuinya masih sempat membawah kerumah sakit selama sebulan untuk dirawat, namun karena berkat kasih sayang Tuhan Yesus yang begitu besar kepadaku, aku masih bisa dipulihkan kembali sampai saat ini memberikan kesaksian, walaupun belumlah sesempurna seperti sedia kala, namun dengan kejadian Tsunami yang menimpa kehidupnku ini, aku sangat berterima kasih dan mengucap syukur kepada Tuhan Yesus, karena berkat perolongannya aku masih dapat dipulihkan kembali dan aku bernasar dalam pikiranku untuk melayani sepenuhnya Tuhan Yesus dikehidupan yang telah diberikan kembali kesempatan kehidupanku darinya, terpujilah namamu bapa disurga, Amin

  4. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal murni teguh tentram baik bahagia terus penuh menang tinggi luas banyak segar nyaman sejuk terang kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  5. Dedy Gunawan
    Dedy Gunawan says:

    Really blessed to ready your testimony. I really see how God really works in your life. Like a song “Semua Baik” teaches us how God always gives the best in our lives , even to the lowest point of live we have ever had , He always gives the best and His amazing plan is always shown in His time. One thing I always remember , God will never forsakes us , even it seems like nobody is there , but He remains. Amen !!

  6. Enny Thomas
    Enny Thomas says:

    Kelt, trm ksh krn mengingatkanku utk terus bersyukur atas pertolongan Nya wkt Tsunami 2004, saat aku memeluk anak2ku yg hilang, saat kami diperkenankan Tuhan utk kembali ke Banda Aceh, kota kelahiranku. Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan kita!

  7. cynthia christian
    cynthia christian says:

    So blessed!! Thankyou for sharing. Aku lewati banyak tsunami2 di hidupku. Aku jg slh 1 korban tsunami aceh. And seeing God’s work in my life is a blessing!! If I live, i’ll live for You.

  8. Gyughy
    Gyughy says:

    Tsunami yg ku rasakan dan diizinkan TUHAN hadir dalam hidupku, adalah kehilangan org yg sangat ku cintai. Melepaskannya seakan-akan melepas sebagian hidupku. Aku merasa tdk mampu bertahan. Namun, TUHAN memakai kekecewaan dan rasa sakit itu utk merubah kehidupanku. Banyak hal yg ku pahami dan dibuat TUHAN sbg pelajaran dlm hidupku. Kini ku hidup senantiasa ingin menyenangkan hati TUHAN saja. Melayani Dia sampai akhir hidupku.

  9. benedikta yuliandini
    benedikta yuliandini says:

    tsunami dalam hidup saya yang pernah saya rasakan adalah ketika impian saya untuk mencapai cita2 berkuliah mulai terhambat karna satu persoalan. namun saya tahu sekarang bahwa Tuhan Yesus berdaulat penuh dalam hidup saya baik dalam impian saya dan semua aspek kehidupan saya. trimakasih artikel nya .. I love You my God Jesus.. and i’ll will praise You forever more :’)

  10. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik bahagia terus penuh kaya menang tinggi luas banyak segar murni nyaman sejuk terang kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  11. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , anugerah kasih setia-Mu sungguh selalu indah nyata banyak tangguh kekal tebal teguh tentram baik bahagia terus penuh kaya menang tinggi luas banyak segar murni nyaman sejuk terang senang manis kuat abadi hebat besar sampai selama – lamanya buat kami semua , ampunilah segala dosa – dosa kesalahan – kesalahan kecerobohan – kecerobohan yang sengaja maupun tidak sengaja kami semua lakukan dari perkataan kami semua dan perbuatan kami semua , Engkau selalu memberikan sukacita damai sejahtera buat kami semua , kasih-Mu sungguh selalu terang buat kami semua , sertai , lindungilah , berkatilah kami semua untuk mampu menyebarkan kasih-Mu yang sungguh indah nyata banyak tangguh besar terhadap sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  12. Ri Len
    Ri Len says:

    Tuhan sangat luar biasa bahkan dalam keadaan apapun, saya pernah mengalami kejadian dimana Tuhan mengeluarkan saya dari bahaya maut..Puji Tuhan, Tuhan YESUS luar biasa..

  13. Salom Gulò
    Salom Gulò says:

    Puji Tuhan saya dan keluarga inti saya juga selamat pas terjadinya sunami di pulau Nias tgl.26/12/2004, walaupun banyak sauadara2 dan tetangga yg tidak bisa selamat, korban di pulau Nias sekitar 100 lbh waktu itu seingat saya…

    *Kesaksian yg memberkati, God bless us o:)

  14. Putri Cantika
    Putri Cantika says:

    Kesaksian yg sangat memberkati.
    Walaupun terasa berat, tp dari situlah kita bisa merasakan penyertaan Tuhan dlm hidup kita.

    Dulu, Tsunami hampir terjadi dalam setiap aspek hidup saya. Saya lahir dr suami istri yg begitu egois, sehingga mereka memilih berpisah dan meninggalkan saya. Akhirnya saya tumbuh menjadi anak yg rapuh. Yg mencari kasih sayang di mana2. Sehingga saya bertemu seorang pria yg mengatakan kl dy sangat mencintai saya. Dengan kondisi hati yg seperti itu, ini adl kesempatan saya untuk mendapatkan kasih yg selama ini tidak saya dapat kan. Tp apa boleh di kata,, ternyata dia hanya memanfaatkan kepolosanku. Keperawanan ku di renggut. Saya hamil lalu dia membawa saya ke dukun beranak utk aborsi. Akhirnya yg saya takutkan pun terjadi, dia menikah dgn wanita lain yg adl pilihan orang tua nya. Pdhl dia adl laki2 yg sangat rajin ibadah di greja, begitu juga kluarganya. Itu membuat saya depresi. Beberapa kali saya masuk rumah sakit krn ketahuan ingin bunuh diri. Saya merasa ada tsunami yg begitu besar dlm hidup saya. Saya sempat bertanya pada Tuhan, apa salah saya sehingga saya harus merasakan ini semua?
    10th berlalu…
    Tuhan memang baik pada saya. Di tengah2 rasa sakit yg begitu mendalam dalam hati saya, saya merasa ada penyertaan & pertolongan Tuhan di situ. Apalagi saat saya mendapatkan suami yg sangat baik & menerima saya apa adanya. Tuhan membalut luka hati saya. Tuhan memutarbalikkan kehidupan saya saat saya memiliki seorang anak laki2. Air mata diganti sukacita. Saya bersyukur pd hamba Tuhan yg selalu mendoakan saya & membimbing saya secara rohani.

    Mungkin banyak hal yg tidak kita mengerti. Seakan Tuhan tidak adil. Saya mungkin tidak seberuntung anak2 yg lain. Tp saya beruntung jd anak Allah. Tsunami itu menjadi peringatan yg besar. Bahwa segala sesuatu tidak ada yg luput dari pandanganNya.
    Tuhan Yesus baik….

  15. Rose Rusita Odong
    Rose Rusita Odong says:

    Tsunami yg prnh terjadi dalam hidupku adalah di saat aku kerasukan roh jahat..waktu aku kerasukan,,aku tdk dpt mrasa apa² cuma aku hanya bisa brkta dlm hti..dn diriku ini bgaikan di penjara dlm kegelapan dn d saat itu,,aku hnya bisa meminta prtolongan dlm hatiku..dn aku bisa mnyebut,,Tuhan Yesus tolong aku yg lemah ini yg tk bisa brbuat apa²..dn aku mrasakn sprti ada yg mnarik aku dri kegelapn itu dn aku mulai mlihat cahaya d dpan mata ku..ia sprti taman yg indah saat itu..dn seorg lelaki yg memakai jubah putih berkata kepadaku..anakku,,jika engkau percaya engkau telah d selamatkan bukalah matamu dn brdoalh..maka dgn brlahan² aku membuka mataku..dn aku melihat ramai org dlm rumah trmasuk pastor yg mndoakn aku doa pelapasan..dn aku melihat mama dn papa menangis melihat driku..dn airmata aku pn mulai jatuh..dn aku brdoa brterima ksih kpda Tuhan sebab melepaskan aku dri kuasa kegelapan..krna dulu aku tk prnh prcya akn Tuhan Yesus,,Dia pn mndatangkn tsunami dlm hdpku..Betapa besarnya kuasa Allah sehingga bisa membuatku prcya dn memulihkan hidupku..Kerana bagi Tuhan tak ada yg mustahil melakukan sesuatu sesuai kehendak dn rencanaNya..

  16. Effonny Sandra
    Effonny Sandra says:

    dalam hidup saya terlalu byk jenis tsunami tapi tsunami yg sgt mncabar ialah apabila datangnya sjenis pnyakit d sluruh tubuh saya.. sy melakukan kerja juga sangat tidak selesa ..mau bersemuka dgn org lain juga tidak confident sebab takut dicakap buruk.. ‘tsunami’ ini pernah mnyebabkan saya bergaduh dgn orang tua saya bahkan saya sering menyalahkan Tuhan ..but at the end of it, saya sedar yg kerajaan Tuhan harus dinyatakan melalui ank2nya dgn cabaran ini.. I BELIEVE THAT HELPING ILL PEOPLES ARE THE MOST EASIEST THINGS GOD CAN DO!! AMEN

  17. Anggitha Grace
    Anggitha Grace says:

    diberkati bgt sm renungan ini. ‘tsunami’ pernah terjadi di hidupku. salah satunya adalah ketika aku mendaftar ke sekolah jenjang selanjutnya, sma. awalnya aku memilih sma a yg jaraknya lumayan jauh dan sangat yakin akan masuk kesana, tetapi Tuhan berkehendak lain dan akhirnya aku masuk ke sma b yang jaraknya dekat. awalnya aku sedih bgt, tp setelah kurleb 8 bulan aku disini, aku bersyukur. Tuhan ternyata memang sudah merencanakan bhw aku harus menjd murid sma b, karena ternyata sma b dalam perihal agama dan persekutuan serta relasi terhadap siswa2 kristen lainnya lebihh bagus dibandingkan sma a:) bersyukur sekali. berkatu aku Tuhan agar 3 tahun aku disini bisa berjalan dengan baik..

  18. ira
    ira says:

    Puji Tuhan, terimakasih artikelnya sangat memberkati. Tsunami yang paling dasyat yang pernah terjadi di hidup saya adalah saat saya dan adik saya, mengetahui bahwa ayah saya mengkonsumsi narkoba. Saya bukanlah org kristen sejak lahir, tp saya sudah pergi ke gereja sejak kecil. Keluarga saya baru di baptis th 2014, saat umur saya 16th. Tak lama berselang setelah pembaptisan itu, saya dn adik saya mendapati alat2 shabu(bong) di kamar mandi, dan kami menyadari ayah kami sangat sering lama2 berdiam diri di dalam kamar mandi. Kami mulai curiga, dn mencari2 informasi tntng alat apa ini, dan narkoba jenis apa yg digunakan ayah kami. Saat itu kami hanya remaja yg tdk mengerti apa2, kami selalu berdoa berdua(saya&adik saya), berdoa kepada Tuhan agar jgn sampai ibu tau, dn semoga ayah bertobat. Bertahun2 hal-hal ini semakin menjanggal, ayah semakin sering mengunci diri di kamar, berlama2 di kamar mandi&kami masih sering menemukan alatnya di tempat sampah. Tapi kami tak henti2nya berdoa. Sampai suatu saat, ibu kami mengetahuinya. Dan akhirnya kami jujur bahwa kami sudah tau sejak lama, saat itu ibu menangis dn brkata “kenapa tdk blg dr dulu? Kenapa kalian kuat menghadapi ini”, ibu kami sangat bersyukur&bertrimakasih kami sebagai anak2nya walaupun mengetahui ayah kami seperti itu, kami tetap menghormati&mengasihi ayah. Smpai akhirnya doa2 kami terjawab, ayah mengaku kepada kami, meminta maaf dn berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Sejak itu,kehidupan dan perekonomian keluarga kami jauh membaik dari sebelumnya, tsunami itu sangat2 mengubah keluarga kami dan kami bersyukur, walau tsunami itu begitu dasyat, Tuhan tetap melindungi&menyelamatkan kami. Semoga dpt menjadi berkat bagi org lain. Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *