Sudut Pandang yang Lebih Baik

Selasa, 23 Februari 2016

Sudut Pandang yang Lebih Baik

Baca: Lukas 19:1-10

19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.

19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.

19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.

19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”

19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.”

19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”

19:9 Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham.

19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. —Lukas 19:3

Sudut Pandang yang Lebih Baik

Ketika saya masih kanak-kanak, saya sangat suka memanjat pohon. Semakin tinggi memanjat, semakin banyak pemandangan yang bisa saya lihat. Adakalanya dalam usaha untuk mendapat pemandangan yang lebih baik, saya merangkak ke atas suatu dahan sampai dahan itu melengkung dibebani berat badan saya. Tentu saja kegiatan memanjat pohon itu tidak lagi saya lakukan sekarang. Bukan hanya karena membahayakan, tetapi juga agak memalukan.

Zakheus, seorang yang kaya raya, mengesampingkan kehormatannya (mungkin juga keselamatannya) dengan memanjat pohon ara di kota Yerikho. Suatu hari, Yesus sedang berjalan melewati kota itu dan Zakheus ingin melihat-Nya. Namun “ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek” (Luk. 19:3). Syukurlah, keadaan itu tidak membuatnya patah semangat untuk melihat dan bahkan berbicara dengan Yesus. Rencana Zakheus berhasil! Ketika ia bertemu dengan Yesus, hidupnya pun diubahkan selamanya. “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini,” kata Yesus (ay.9).

Ada banyak hal dalam hidup ini yang dapat menghalangi kita melihat Yesus. Kesombongan dapat menyilaukan kita sehingga kita tidak melihat-Nya sebagai Penasihat Ajaib. Kecemasan bisa menjauhkan kita dari mengenal-Nya sebagai Raja Damai (Yes. 9:5). Nafsu akan kedudukan dan harta dapat menghalangi kita untuk melihat-Nya sebagai Roti Hidup, sumber kepuasan kita yang sejati (Yoh. 6:48).

Seberapa jauh kamu mau berusaha agar dapat memandang Yesus dengan lebih baik? Setiap usaha yang kamu lakukan dengan tulus untuk mendekat kepada-Nya akan membawa hasil yang baik. Allah akan memberikan upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibr. 11:6). —Jennifer Benson Schuldt

Yesus, terima kasih untuk keberadaan-Mu dalam hidupku. Nyatakanlah diri-Mu makin jelas setiap kali aku membaca Kitab Suci dan berdoa. Tolong aku untuk mencari-Mu dengan segenap hati dan pikiranku.

Untuk memperdalam imanmu kepada Allah, carilah wajah-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 4-6; Markus 4:1-20

Photo credit: danna (curious tangles) / Foter / CC BY-NC-ND