Pilihan Seorang Janda

Senin, 15 Februari2016

Pilihan Seorang Janda

Baca: Mazmur 34:16-23

34:16 Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;

34:17 wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi.

34:18 Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.

34:19 TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

34:20 Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;

34:21 Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah.

34:22 Kemalangan akan mematikan orang fasik, dan siapa yang membenci orang benar akan menanggung hukuman.

34:23 TUHAN membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

 

TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati. —Mazmur 34:19

Pilihan Seorang Janda

Ketika seorang sahabat secara mendadak kehilangan suaminya karena serangan jantung, kami turut berduka bersamanya. Sebagai konselor, ia telah menghibur dan menolong banyak orang. Namun sekarang, setelah 40 tahun pernikahannya, ia menghadapi kenyataan yang tentu tidak dikehendakinya, yaitu pulang setiap hari ke sebuah rumah yang kosong.

Di tengah masa dukanya, sahabat kami itu bersandar kepada Pribadi yang “dekat kepada orang-orang yang patah hati.” Saat Allah menyertainya melewati penderitaannya, ia mengatakan kepada kami bahwa ia memilih untuk “menyandang sebutan janda dengan bangga”, karena ia merasa itulah sebutan yang telah Allah berikan kepadanya.

Kedukaan memang bersifat pribadi, dan orang lain mungkin berduka dengan cara yang berbeda dari sahabat saya. Respons yang diberikannya tidaklah mengurangi kesedihannya atau membuat rumahnya tidak sepi lagi. Namun kita diingatkan bahwa di tengah duka yang paling dalam sekalipun, Allah Mahakuasa yang penuh kasih itu dapat dipercaya.

Bapa kita di surga pernah terpisah sangat jauh dari Anak-Nya. Saat di atas salib, Yesus berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mat. 27:46). Namun, Dia tabah menderita dan terpisah di salib demi menanggung dosa kita karena Dia mengasihi kita!

Allah mengerti! Dan karena “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati” (Mzm. 34:19), kita pun menerima penghiburan yang kita butuhkan. Dia dekat dengan kita. —Dave Branon

Ya Bapa, saat kesedihan melanda karena kematian seseorang yang kami kasihi, tolong kami untuk bersandar pada-Mu dan mempercayai kasih dan kebaikan-Mu. Terima kasih karena Engkau dekat dengan kami yang patah hati.

Allah turut merasakan kesedihan kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 15-16; Matius 27:1-26

Photo credit: eirasi / Foter / CC BY-NC-ND