5 Kesalahan yang (Mungkin) Sering Kita Lakukan dalam Membagikan Iman

Diadaptasi dari tulisan James Bunyan
Artikel asli dalam Bahasa Inggris: Sharing Our Faith – What Not To Do

Sharing-the-Gospel--How-not-to-do-it!

Membagikan iman kita tidak selalu mudah.

Kekristenan adalah iman yang menular. Sayangnya, dalam dunia yang sarat dengan kemudahan komunikasi dan ratusan kepercayaan lain, membagikan Injil kepada keluarga, sahabat, dokter gigi, tukang sampah, rekan kerja, musuh, supir taksi, teman satu tim, atau orang lain seringkali tidak seperti yang kita bayangkan. Kita pun tidak habis mengerti mengapa bisa demikian.

Setidaknya ada 5 kesalahan umum yang menurutku sering kita lakukan sebagai orang Kristen saat berinteraksi dengan orang yang punya paham atau pandangan-dunia berbeda.

Kesalahan 1: Banyak bicara, sedikit mendengarkan.
Kita berpikir:
Lawan bicara kita pasti tidak tahu apa-apa soal iman, jadi kita berusaha mencerahkan pemikiran mereka dengan mendominasi percakapan. Lagipula, bukankah mereka butuh mendengar tentang Yesus? Bagaimana mereka akan mengenal Yesus jika kita hanya duduk manis dan mendengarkan? Mungkin kita bahkan harus mengarahkan mereka kembali jika mereka mulai mengganti topik pembicaraan.
BAYANGKANLAH BEDANYA JIKA kita menjadi orang Kristen yang berani menanyakan pendapat orang lain dan dengan rendah hati bersedia lebih banyak mendengarkan daripada menguliahi mereka; menyadari bahwa ada banyak hal yang dapat dipelajari dan diafirmasi dalam diri orang lain.

Kesalahan 2: Selalu berusaha memenangkan pembicaraan dengan cara apapun.
Kita berpikir
: Ketika kita berbicara tentang iman kepada orang lain, kebenaran Injil sedang dipertaruhkan! Kekristenan sedang diperhadapkan dengan kepercayaan lain yang tidak masuk akal, jadi jangan sampai Yesus kalah! Gunakan semua kemampuan kita dalam meyakinkan orang, menunjukkan bukti-bukti logis, dan memberi nasihat (bila perlu dengan nada yang keras). Facebook bisa dibilang sarana terbaik dalam hal ini, karena kita bisa menulis sebanyak yang kita mau tanpa perlu memperhatikan situasi orang lain atau memahami mereka sebagai sesama manusia biasa.
BAYANGKANLAH BEDANYA JIKA kita menjadi orang Kristen yang tulus menghargai orang lain sebagai pribadi ciptaan Tuhan yang memiliki nilai dan martabat sama dengan kita. Kita mau bersabar dan memenangkan hati orang lebih daripada sekadar memenangkan perdebatan.

Kesalahan 3: Hanya bicara teori atau konsep-konsep yang abstrak.
Kita berpikir:
Ketika berbicara tentang iman, kita tidak perlu sampai membahas tentang penerapannya atau tentang apa yang sedang diajarkan Yesus kepada kita hari ini. Orang mungkin akan menganggap kita aneh. Akan memalukan bila mereka tahu bahwa orang-orang Kristen itu tidak sempurna hidupnya, dan kita bisa kalah bicara dari mereka.
BAYANGKANLAH BEDANYA JIKA kita menjadi orang Kristen yang dapat menceritakan apa kaitannya Yesus dengan hidup kita hari ini. Kita berusaha menjalani hidup sebaik mungkin karena kita tahu pentingnya konsistensi antara iman dan praktik hidup, namun pada saat yang sama kita juga mengakui betapa kita lemah dan membutuhkan pertolongan Yesus.

Kesalahan 4: Menghindari pembicaraan tentang Yesus atau Alkitab
Kita berpikir
: Jika mereka mempunyai pandangan-dunia yang berbeda, mereka tidak mempercayai Yesus, tidak ada gunanya berbicara tentang Yesus. Lagipula, sebagian perkataan Yesus memang aneh dan membuat kita tidak terlihat terlalu baik; Dia juga bicara soal malaikat, kekerasan, dan neraka. Lebih baik kita bicara tentang “mencari identitas sejati” dan “tidak ada yang sempurna”—topik-topik yang dapat diterima semua orang.
BAYANGKANLAH BEDANYA JIKA kita menjadi orang Kristen yang menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk memberitakan tentang Yesus yang kita kasihi—yang kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya sungguh-sungguh terjadi dalam sejarah—dengan kesadaran penuh bahwa hanya Yesus yang berkuasa menumbuhkan dan menyempurnakan iman melalui apa yang kita beritakan.

Kesalahan 5: Berusaha menjejalkan pemberitaan Injil ke dalam satu percakapan.
Kita berpikir
: Kita adalah harapan terakhir bagi orang lain untuk mengenal Kristus! Jadi, pastikan kita menceritakan semua keyakinan kita tanpa terkecuali, meski kelihatannya lawan bicara kita tidak terlalu tertarik untuk mendengarkan. Jika perlu, ikuti mereka ke mana pun mereka pergi, sampai kita bisa menyelesaikan semua yang harus kita beritakan.
BAYANGKANLAH BEDANYA JIKA kita menjadi orang Kristen yang tidak berusaha menjejalkan seluruh berita Injil dalam setiap percakapan, karena menyadari bahwa tiap orang memiliki tingkat kesiapan yang berbeda-beda untuk menerima Injil. Kita mengerjakan bagian kita sebagai bagian dari mata rantai pemberitaan Injil sebaik mungkin dan percaya bahwa Roh Kudus dapat menggunakan berbagai kesempatan untuk membawa orang mendekat kepada-Nya.

Membagikan iman dengan cara-cara yang keliru jelas tidak akan berhasil. Kamu mungkin sudah pernah mengalaminya. Namun, banyak di antara kita masih saja mengulangi kesalahan yang sama. Kesalahan terbesar kita adalah kurang menghargai orang lain sebagai sesama manusia yang diciptakan berharga, serupa dan segambar dengan Allah. Akibatnya, yang ditangkap orang bukanlah berita Injilnya, melainkan kesan bahwa orang-orang Kristen itu tidak suka mendengarkan orang lain, tidak peduli, dan berpikiran tertutup. Parahnya lagi, ada kesan bahwa orang Kristen menganggap mereka yang punya pandangan berbeda sebagai orang bodoh dan tidak layak diajak bicara.

Kontras dengan itu, catatan kitab-kitab Injil menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah berbicara kepada dua orang yang berbeda dengan cara yang persis sama. Apakah itu karena Dia memahami bahwa cara pandang tiap orang itu unik dan selayaknya dihargai? Mungkin Dia ingin kita belajar bahwa membagikan iman itu tidak sama dengan sekadar memindahkan informasi kepada orang lain. Membagikan iman justru menunjukkan betapa kita menghargai sesama manusia. Kita memahami pergumulan mereka sebagai sesama manusia yang berdosa. Kita ingin mereka tidak hidup sia-sia, sehingga kita mengundang mereka untuk ikut mengalami kebaikan terbesar dalam hidup yang telah kita terima dalam Kristus. Membagikan iman dengan cara yang relevan bagi orang-orang yang kita temui tidaklah sesederhana mengikuti sebuah resep atau menghafalkan sebuah metode. Kita perlu terus berlatih dengan penuh kesabaran.

Tetapi, bukankah itu membuat perjalanan kita membagikan iman menjadi jauh lebih seru?

Bagikan Konten Ini
7 replies
  1. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    kami merngucapkan terima kasih atas dimuatnya artikel ini yang pada intinya untuk menjalankan misi kita tentang pengenalan tentang Tuhan Yesus kepada sesama kita dan orang lain didalam kehidupan kita setiap harinya,namun kita harus sadari didalam keterbatasan kita setiap individu masing2 yang tidak mempunyai kemampuan yg sama didalam menjalankan misi pengembalaan tentang firman Tuhan ini,akan tetapi kita harus menjadari sepenuhnya satu hal yang menjadi harapan kita bahwa dengan memngandalkan kuasa rohol kudus Tuhan Yesus yang akan bekerja bersama-sama kita,semuanya diyakini akan bisa dilakukan dengan baik, terima kasih, Tuhan Yesus memberkati kita semua, Amin

  2. Erwin Yusuf E M
    Erwin Yusuf E M says:

    Aminnmn…. Saya harap… Gereja sebagai rumah Tuhan semakin serius memperlengkapi dan mengajarkan jemaat ya agar selalu bs memberitakan injil kebenaran dalam kehidupan sehari2nya… Terutama tdk hanya dlm perkataan tapi dengan kesaksian hidupnya jg

  3. Ellynda Rusdiana Dewi
    Ellynda Rusdiana Dewi says:

    Amen.
    Halleluya puji TUHAN.
    Inti dan misi tujuan kita sebagai org Kristen tetaplah berpegang pd tuntunan Firman Allah. Dan segala perbedaan atau halangan dpt kita lalui dgn hikmat tuntunan Roh Kudus. Sangat penting bg kami sekeluarga tuk pertumbuhan iman dan pengenalan tentang Tuhan Yesus kpd sesama/dunia haruslah memiliki penguasaan diri dan kelemahlembutan.
    (*Galatia 5:22)
    Terimakasih Allah Bapa di surga tuk segala berkat Firman-Mu ini. Dlm nama Tuhan Yesus kami berdoa, mengucap syukur dan memohon ampun. GBu

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *