Dalam Setiap Generasi

Sabtu, 2 Mei 2015

Dalam Setiap Generasi

Baca: Mazmur 100

100:1 Mazmur untuk korban syukur. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!

100:2 Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!

100:3 Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.

100:4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!

100:5 Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun. —Mazmur 100:5

Dalam Setiap Generasi

Mungkin ada yang terkejut melihat adanya anak-anak yang tidak mengikuti teladan orangtua mereka untuk beriman kepada Allah. Yang sama mengejutkan dengan itu adalah ketika ada seseorang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus tetapi berasal dari suatu keluarga yang tidak hidup dalam iman. Dalam setiap generasi, masing-masing pribadi dihadapkan pada pilihan.

Samuel adalah seorang hamba Allah yang besar. Ia mengangkat kedua anak laki-lakinya, Yoel dan Abia, menjadi hakim atas orang Israel (1Sam. 8:1-2). Namun, tidak seperti ayahnya, “mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan” (ay.3). Akan tetapi bertahun-tahun kemudian, kita membaca bahwa Heman, putra Yoel, ditugaskan sebagai penyanyi di rumah TUHAN (1Taw. 6:31-33). Heman, cucu laki-laki Samuel—bersama Asaf, orang kepercayaannya dan penulis banyak mazmur—melayani Tuhan dengan menyanyikan lagu-lagu gembira (15:16-17).

Sekalipun seseorang tampaknya tidak menerima iman yang begitu dijunjung oleh orangtuanya, Allah tetap berkarya. Perubahan bisa terjadi pada tahun-tahun mendatang dalam hidupnya, dan benih-benih iman mungkin bertunas kembali dalam generasi-generasi mendatang.

Bagaimanapun keadaan keluarga kita saat ini, kita tahu bahwa “TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan- Nya tetap turun-temurun.” —David McCasland

Tuhanku, tolonglah aku untuk mengingat bahwa Engkaulah yang menumbuhkan benih iman. Kami menyerahkan orang-orang yang kami kasihi ke dalam pemeliharaan-Mu, karena kami tahu Engkau belum selesai bekerja dalam hidup mereka.

Kesetiaan Allah itu tetap turun-temurun.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-Raja 12-13; Lukas 22:1-20