PustaKaMu: Hidup Bersama Firman

Oleh: Melody Tjan

With-The-Word

 
Judul: Seri Hidup Bersama Firman, Pasal demi Pasal seluruh Alkitab
Penulis: Warren Wiersbe
Edisi Bahasa Inggris diterbitkan oleh: Thomas Nelson, ©1991
Edisi Bahasa Indonesia diterbitkan oleh: Katalis Media ©2012 — 6 buku/set (4 PL, 2 PB)

Hampir semua kita yang menyebut diri Kristen tentu sependapat bahwa untuk tahu dan hidup sesuai dengan kehendak Allah, jelas kita harus membaca Firman-Nya. Namun, berapa banyak dari kita yang kesulitan membaca Alkitab secara teratur? Apa yang ditulis ribuan tahun silam rasanya kurang relevan dengan kehidupan kita sekarang. Sebab itu, meski kita mungkin sempat bersemangat memulai komitmen membaca seluruh Alkitab dalam setahun, kita kerap menyerah terlalu cepat. Akhirnya, kita berpuas diri dengan membaca artikel-artikel rohani yang diambil dari ayat-ayat Alkitab secara acak. Bukannya menggali sendiri kekayaan Firman Allah, kita merasa cukup mengisi pikiran kita dengan perenungan orang lain.

Tetapi, jika benar kita ingin mengenal Allah dan mengerti kehendak-Nya, kita perlu membaca dan menyelami seluruh, bukan sebagian penyataan Allah dalam Firman-Nya! Bukan tanpa alasan tulisan dari beragam penulis yang hidup pada zaman berbeda ini disatukan dan diakui sebagai Firman Allah. Daripada mencomot ayat-ayat tertentu dan mencocokkannya dengan situasi kita, adalah bijak jika kita memahami keseluruhan cerita Alkitab agar kita dapat melihat dengan jelas bagaimana hidup kita dapat diselaraskan dengan Firman Allah.

Seri Hidup Bersama Firman yang ditulis Warren Wiersbe sangatlah menolong kita yang kesulitan memaknai pembacaan Alkitab kita! Wiersbe telah membaca Alkitab berulang-ulang sejak ia menjadi pengikut Kristus di tahun 1945. Sebagian besar isi buku ini diambil dari catatan pribadinya saat merenungkan Firman Tuhan. Sebab itu, membaca Alkitab ditemani buku ini ibarat berjalan didampingi seorang pemandu jalan yang handal. Wiersbe tak hanya mendorong kita menyusuri perjalanan luar biasa yang telah ia jalani sendiri, tetapi juga memberi komentar-komentar yang mencerahkan pemahaman kita saat berhadapan dengan teks-teks yang sulit dimengerti, dan menolong kita menarik pelajaran untuk hidup sehari-hari. Ia tak hanya menunjukkan kekayaan di balik bagian-bagian Alkitab tertentu, tetapi benar-benar membawa kita menjelajahi seluruh kekayaan Alkitab, pasal demi pasal, dari Kejadian sampai Wahyu!

Memasuki babak kehidupan yang baru di tahun 2015, bagaimana kalau kita mencoba (atau mencoba lagi bila sudah pernah) membaca Alkitab secara menyeluruh? Kita dapat memakai sarana-sarana penolong seperti Seri Hidup Bersama Firman ini untuk meningkatkan selera kita terhadap Firman Tuhan. Dengan pertolongan Roh Kudus, kiranya waktu-waktu pembacaan Alkitab akan menjadi waktu-waktu yang paling kita nikmati untuk menutrisi pikiran dan hati kita dengan kebenaran-kebenaran Firman Allah.

   
Tentang Penulis “Hidup Bersama Firman”
Dr. Warren W. Wiersbe adalah salah satu pengajar Alkitab yang sangat dihormati di kalangan kaum Injili. Pelayanannya, baik di atas mimbar maupun di atas kertas (beliau adalah pemimpin pelayanan Back to The Bible selama 10 tahun), telah mewartakan Injil Kristus kepada dunia secara jelas dan konsisten selama lebih dari 40 tahun. Beliau juga telah menulis ratusan buku.

Di Manakah Engkau?

Jumat, 2 Januari 2015

Di Manakah Engkau?

Baca: Kejadian 3:1-10

3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"

3:10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

TUHAN Allah . . . berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” —Kejadian 3:9

Di Manakah Engkau?

Ketika mendengar suara mobil orangtua mereka mendekati rumah, kedua remaja pria itu menjadi panik. Bagaimana mereka akan menjelaskan kekacauan yang terjadi di rumah? Pagi itu, sebelum orangtua mereka pergi ke luar kota, sang ayah sudah jelas-jelas memberikan instruksi: tidak boleh berpesta-pora dan tidak boleh mengundang teman yang ugal-ugalan. Namun kedua remaja itu mengabaikan peringatan sang ayah, dan mengizinkan teman-teman mereka yang nakal untuk datang dan tinggal di rumah mereka. Sekarang rumah mereka porakporanda dan kedua anak tersebut dalam keadaan mabuk dan berantakan. Mereka pun bersembunyi karena ketakutan.

Mungkin seperti itulah yang dirasakan Adam dan Hawa setelah mereka memilih untuk tidak taat kepada Allah dan kemudian mendengar suara Allah yang datang mendekat. Mereka bersembunyi karena ketakutan. “Di manakah engkau?” tanya Allah (Kej. 3:9). Adam menjawab, “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi” (ay.10). Dosa membuat kita merasa takut dan telanjang, dan kita menjadi rentan terhadap lebih banyak godaan.

Allah masih tetap mencari manusia, “Di manakah engkau?” Banyak yang lari, mencoba bersembunyi dari-Nya atau meredam suara-Nya. Namun kita tidak bisa bersembunyi dari Allah; Dia tahu persis di mana kita berada. Daripada bersembunyi dalam ketakutan, kita bisa menjawab-Nya dengan berkata, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!” (Luk. 18:13). —LD

Maukah engkau bebas dari dosa?
Dalam darah-Nya, ada kuasa.
Dan menangkan s’gala nafsu jahat,
Ajaiblah kuasa darah-Nya. —Jones
(Kidung Puji-Pujian Kristen, No. 170)

Satu-satunya tempat untuk menyembunyikan dosa adalah di dalam darah Kristus.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 4-6, Matius 2