Obrolan November 2014

Bukan kebetulan kita ditempatkan Tuhan di tengah bumi ciptaan-Nya. Sejak awal, Tuhan telah merancang agar bumi ini dikelola oleh kita, manusia (lihat Kejadian 1:28). Sayangnya, tidak semua orang menunjukkan penghormatan dan kasih kepada Sang Pencipta dengan merawat lingkungan sekitarnya secara bertanggung jawab. Contoh sederhananya, masih banyak yang suka buang sampah sembarangan. Bikin lingkungan jadi kotor dan bau, tidak sehat dan tidak nyaman untuk ditinggali. Duhhh … =(

Dengan kabinet kerja yang baru dalam pemerintahan, Indonesia bertekad untuk bersih dari sampah di tahun 2020. Uhmmm, bisa gak ya? BISA … kalo kita semua ikut peduli! Yuk saling berbagi ide-ide kreatif tentang apa yang bisa kita lakukan sebagai anak-anak muda Kristen, agar lingkungan sekitar kita tak hanya bebas sampah, tetapi juga menjadi lebih baik! =)

Hal praktis apa yang bisa kamu lakukan untuk menjadikan lingkungan di sekitarmu lebih baik?

Mosaik

Sabtu, 1 November 2014

Mosaik

Baca: Efesus 2:10-22

2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

2:11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu–sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, —

2:12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

2:14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,

2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

2:17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",

2:18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.

2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,

2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik. —Efesus 2:10

Mosaik

Selama 3 minggu pada setiap musim gugur, kota tempat tinggal kami menjadi semacam galeri seni. Hampir 2.000 seniman dari berbagai penjuru dunia memamerkan karya-karya mereka di sejumlah galeri, museum, hotel, taman, jalan kota, tempat parkir, restoran, gereja, dan bahkan di sungai.

Salah satu karya favorit saya adalah mosaik yang terbuat dari potongan-potongan kecil kaca berwarna-warni. Karya yang memenangi penghargaan pada tahun 2011 adalah sebuah mosaik dari kaca berwarna tentang penyaliban berukuran 2,7 x 4 meter yang dibuat oleh seniman Mia Tavonatti. Ketika melihat karya seni itu, saya mendengar sang seniman menceritakan betapa sering jari-jarinya teriris saat sedang membentuk potongan-potongan kaca untuk mosaiknya.

Saat saya menatap penggambaran yang indah dari kejadian yang mengerikan itu, saya melihatnya lebih dari sekadar gambaran tentang penyaliban—tetapi juga tentang gereja, yang adalah tubuh Kristus. Lewat setiap potongan kaca, saya melihat masing-masing orang percaya, yang dibentuk sedemikian indahnya oleh Kristus supaya saling melengkapi dalam satu kesatuan (Ef. 2:16,21). Lewat kisah seniman tadi, saya menyadari bahwa darah Yesus yang telah tercurah memungkinkan terjadinya kesatuan itu. Dan lewat karya sang seniman, saya melihat bahwa perbuatan kasih diperlukan untuk menyelesaikan karya tersebut meski harus menderita dan berkorban.

Kita yang mempercayai Kristus adalah karya seni yang diciptakan Allah guna menunjukkan keagungan Sang Juruselamat yang sanggup menghasilkan keindahan dari hidup kita yang tidak sempurna. —JAL

Batu penjuru G’reja dan Dasar yang esa.
Yaitu Yesus Kristus, Pendiri umat-Nya.
Dengan kurban darah-Nya, gereja ditebus.
Baptisan dan firman-Nya membuatnya kudus. —Stone
(Kidung Jemaat, No. 252)

Kristus memberikan segala milik-Nya demi menghasilkan keindahan dari jemaat-Nya.