Melihat Dengan Terbalik

Rabu, 15 Oktober 2014

Melihat Dengan Terbalik

Baca: Matius 8:1-4; 9:9-12

8:1 Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia.

8:2 Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."

8:3 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.

8:4 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."

9:9 Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.

9:10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya.

9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"

9:12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.

Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. —Matius 9:12

Melihat Dengan Terbalik

Di India, saya beribadah di antara para penderita kusta. Kebanyakan dari kemajuan medis dalam bidang perawatan untuk para penderita kusta merupakan buah usaha dari para dokter misionaris. Dokter-dokter ini memilih untuk tinggal di antara para penderita kusta dan berisiko terjangkiti penyakit yang mengerikan tersebut. Alhasil, gereja-gereja pun bertumbuh subur di kebanyakan pusat perawatan utama bagi para penderita kusta. Di Myanmar, saya pernah mengunjungi panti asuhan bagi para penderita AIDS yang yatim piatu. Di sana para relawan Kristen berusaha memberikan perhatian yang tidak lagi diberikan oleh orangtua para penderita karena penyakit mereka. Kebaktian gereja paling meriah yang pernah saya hadiri berlangsung di dalam penjara di negara Cili dan Peru. Di antara kaum yang hina, malang, dan tertindas—mereka yang tidak dianggap oleh dunia ini—Kerajaan Allah teguh berdiri.

Menaati tugas yang diberikan Allah dengan sepenuh hati berarti kita harus belajar memandang dunia ini dari sudut pandang yang terbalik, sebagaimana yang Yesus lakukan. Alih-alih mencari orang-orang kaya yang dapat mendukung kita, kita menjangkau orang-orang papa yang tidak berpunya. Kita mencari yang lemah, bukan yang kuat; yang sakit, bukan yang sehat. Bukan yang saleh, tetapi yang berdosa. Bukankah itu juga cara Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya? “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. . . . Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Mat. 9:12-13).

Untuk mendapatkan cara pandang yang baru, pandanglah dunia ini dengan cara terbalik sebagaimana yang Yesus lakukan. —PDY

Ya Yesus, kami tahu bahwa Engkau mencari orang yang hina dan
yang tidak dianggap oleh sesamanya. Kami ingin menjadi seperti-Mu.
Bukalah mata kami dan tunjukkanlah kepada kami caranya.
Kami rindu dipakai oleh-Mu untuk memberkati sesama.

Apakah kamu memandang dunia yang membutuhkan kasih ini sebagaimana Yesus memandang mereka?