Ingat Kebaikan-Nya!

Oleh: Sukma Cornelius

jangan-lupa-kebaikannya

Kehilangan seseorang yang dikasihi, kuatir akibat teman hidup yang tak kunjung dimiliki, skripsi yang nampaknya jauh dari kata “acc”, perselisihan dengan sahabat atau teman, panggilan kerja yang tak kunjung datang, berapa banyak dari kita yang pernah mengalami hal itu? Yang jelas aku adalah salah satunya.

Pergumulan yang tiada henti menghampiri bisa memunculkan beragam rasa. Sedih sudah pasti, kemudian merasa tidak tenang, gelisah, bahkan kehilangan harapan. Meski kerohanian kita sudah banyak dibina di sekolah atau kampus, bukan tak mungkin kita bisa jatuh. Doa yang awalnya kita panjatkan tanpa henti hari demi hari, menjadi doa yang kadang-kadang saja. Persekutuan yang tadinya mungkin sering kita datangi, menjadi persekutuan yang sesekali saja. Suluh yang dulu menyala terang, kini perlahan-lahan mulai redup!

Bersyukur aku tidak meninggalkan disiplin saat teduh. Melaluinya Tuhan mengajarku bagaimana seharusnya aku bersikap dalam pergumulan yang berat. Tuhan berbicara secara khusus melalui ajakan Daud dalam Mazmur 103:2, “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya.” Jangan lupakan! Artinya, aku diminta untuk mengingat. Apa yang harus kuingat? Segala kebaikan Tuhan! Harus diakui, mengingat kebaikan Tuhan bisa menjadi sulit ketika beban hidup terasa berat menimpa.

Ajakan Daud dalam Mazmur ini mungkin sekali bersumber dari pengalaman pribadinya bersama Tuhan. Kita tahu bahwa ia pernah berhadapan dengan Goliat. Semua orang gentar menghadapi raksasa Filistin itu. Bagaimana Daud bisa menghadapinya dengan penuh keyakinan? Dengan mengingat perlindungan, pemeliharaan dan penyertaan Tuhan ketika ia harus melindungi kambing domba ayahnya dari ancaman singa atau beruang. Daud berkata: “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” (1 Samuel 17:37).

Aku membayangkan proses mengingat ini seperti seorang yang mendengar namanya dipanggil ketika ia sedang berjalan. Ia tentu akan berhenti dan menengok ke belakang untuk mencari arah datangnya suara. Untuk mengingat kebaikan Tuhan, aku harus berhenti sejenak dan menengok ke belakang. Dan menakjubkan! Aku kembali melihat betapa luar biasanya kasih Tuhan yang tersalib untuk menyelamatkanku dari jurang kebinasaan dan mengangkatku masuk ke dalam kerajaan-Nya yang kekal. Aku kembali melihat betapa setianya Tuhan memeliharaku sekalipun aku berkali-kali gagal untuk setia kepada-Nya. Aku kembali melihat tangan seorang Bapa yang terbuka lebar menerima si anak hilang, gendongan seorang gembala yang menyayangi si domba sesat. Pergumulan yang sedang kuhadapi tiba-tiba kelihatan jauh lebih kecil dan terasa jauh lebih ringan dibanding dengan kuasa dan kebaikan Tuhan yang pernah kulihat.

Sahabat, pergumulan apa yang sedang kamu hadapi saat ini? Apakah masalah-masalahmu tampak seperti raksasa yang tak mungkin dikalahkan? Ambillah waktu untuk berhenti sejenak dan menengok ke belakang. Lihat bagaimana Tuhan telah menyertaimu melewati ancaman “singa” dan “beruang”. Ingatan yang baik tentang kuasa dan kasih karunia Tuhan akan menutup sumber-sumber ketakutan kita.

Daripada menatap ke depan dengan penuh ketakutan, lebih baik menatap ke atas dengan penuh iman. Daripada mengkhawatirkan sesuatu, lebih baik “berdoalah untuk segala sesuatu”

Selamat mengingat, sahabat!

Bagikan Konten Ini
9 replies
  1. Jolie
    Jolie says:

    Amin. Menjadi renungan buat saya di kala menghadapi masalah.. Terima kasih.. Tuhan Yesus memberkati kita semua…

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *