Sharing: Mengejar Mahkota Kehidupan

sharing-yg-ingin-km-perbaiki

“Yah, sabar saja, upahmu besar di sorga,” kata Maya menghibur sobatnya yang baru saja menumpahkan unek-uneknya tentang konflik pelayanan di gereja. Tapi entah mengapa ia merasa penghiburannya itu begitu klise. Ia tak yakin kata-kata itu bisa menyemangati sang sahabat. Upah di sorga. Mungkinkah ia sendiri sebenarnya tidak begitu yakin bahwa Tuhan memperhatikan dan memperhitungkan semua yang ia lakukan di dunia ini?

Sebagian orang Kristen mungkin menganggap bahwa hasrat akan upah di surga adalah tidak etis, dan bahwa mengejar upah dari Tuhan adalah sikap yang egois dan hanya mencari keuntungan. Alkitab mengajarkan sebaliknya.

Paulus mengikuti perlombaannya dengan mata memandang hadiah surga.

“…aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”
Filipi 3:13-14

Pengharapan yang ada di hadapan Paulus mendorongnya berlari lebih kuat dan lama. Pelayanannya dimotivasi oleh kesempatan mendapatkan upah kekal.

“…larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.”
1 Korintus 9:24-25

Lihat juga: 2 Korintus 4:16-18; 5:9-10; 2 Timotius 4:7-8.

“Larilah begitu rupa sehingga kamu memperolehnya,” kata Paulus. Dan, menjelang kematiannya, ia berbicara dengan penuh kerinduan tentang mahkota yang akan dihadiahkan Sang Hakim kepadanya di surga.

Paulus mendorong semua orang dengan motivasi yang sama untuk pekerjaan baik. Hamba-hamba diberitahu, “Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima warisan yang menjadi upahmu” (Kolose 3:22-25). Orang-orang kaya diberi peringatan untuk tidak meletakkan harapan mereka pada kekayaan, tetapi “menjadi kaya dalam kebajikan”. Mengapa? Supaya mereka dapat “mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang” (1 Timotius 6:17-19).

Tuhan menjanjikan upah bagi setiap orang yang setia mengikut Dia. Jelas bahwa Dia ingin kita bersemangat dan penuh sukacita menjalani hidup di dunia ini sesuai dengan petunjuk Firman-Nya, agar kelak dapat memperoleh upah yang telah disediakan-Nya itu.

Dia akan memberi upah kepada anak yang mempersembahkan uang yang telah ia tabung untuk membeli sesuatu yang ia sukai, bagi pekerjaan misi. Dia akan memberi upah kepada remaja yang menjaga kesucian dirinya walaupun ada banyak godaan dari teman-temannya. Dia akan memberi upah kepada suami yang dengan lembut menjaga istrinya yang mengidap Alzheimer, kepada ibu yang membesarkan anaknya dengan kelumpuhan otak, anak yang bergembira dalam hatinya walaupun cacat. Dia akan memberikan upah kepada orang-orang yang tidak terampil tetapi setia, demikian juga orang-orang terampil yang lemah lembut dan mempunyai hati seorang hamba. Dia akan memberikan upah kepada orangtua yang meneladankan Kristus kepada anak-anaknya dan kepada anak-anak yang mengikut-Nya meskipun mendapatkan contoh-contoh buruk dari orangtua mereka. Dia akan memberikan upah kepada mereka yang menderita karena percaya kepada-Nya dan kepada mereka yang menolong orang-orang yang menderita.

“Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya, pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
Matius 16:27

Martin Luther berkata bahwa di dalam kalendernya hanya ada dua hari: “hari ini” dan “Hari itu” (Hari ketika Tuhan mengadili dan mengganjar semua orang menurut perbuatannya). Akankah kita menggunakan segenap hidup dan semua yang kita miliki hari ini di dalam terang pemahaman yang kita miliki tentang Hari itu?

Pikirkanlah hal-hal apa yang ingin kamu mulai lakukan, lakukan lebih banyak, atau justru berhenti lakukan dalam hidupmu, untuk meraih mahkota kehidupan yang Tuhan janjikan. Bagikan di sini untuk menginspirasi teman-teman yang lain!!! =)

Diadaptasi dari buku karya Randy Alcorn, Dalam Terang Kekekalan, hlm 221-224

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. galih
    galih says:

    mengejar mahkota kehidupan dengan iman, pengharapan dan kasih kita kepada ALLAH yang memberikan mahkota kehidupan yang kekal yang percaya dan menaati perintah – perinta-Nya serta berbuat seperti yang difirmankan ALLAH pada kita semua di kehidupan sehari – hari selalu. Gbu us all. Amien

  2. galih
    galih says:

    suka membagi, menolong dan berbuat kebajikan menjauhi segala jenis macam kejahatan dapat membuka jalan kita menuju mahkota kehidupan yang kekal sampai selama – lamanya. Gbu us all. Amien

  3. Emi Winharti Sigalingging
    Emi Winharti Sigalingging says:

    warung yang cocok buat remaja Indonesia,
    warung yang bermanfaat dan postingannya yang menarik dan menyenangkan 🙂

    God Bless Us 🙂

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *