Kanguru Dan Emu
Minggu, 1 Juni 2014
Baca: Filipi 3:12-17
3:12 Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.
3:13 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
3:15 Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu.
3:16 Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.
3:17 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
Aku melupakan apa yang telah di belakangku . . . , dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. —Filipi 3:13-14
Dua binatang asli Australia, kanguru dan emu, memiliki kesamaan—keduanya jarang bergerak mundur. Kanguru, karena bentuk tubuh dan ekor panjang yang kuat, dapat melompat dengan bergerak maju. Namun kanguru tidak bisa bergerak mundur dengan mudah. Emu bisa berlari cepat dengan kaki-kakinya yang kuat, tetapi persendian lutut emu tampaknya sulit untuk membuatnya bergerak mundur. Kedua gambar binatang itu tertera pada lambang negara Australia sebagai simbol bahwa bangsa tersebut akan selalu bergerak maju dan terus akan membuat kemajuan.
Rasul Paulus mendorong orang Kristen untuk mempunyai sikap yang sama dalam kehidupan iman mereka lewat suratnya kepada jemaat di Filipi: “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi inilah yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (3:13-14).
Memang bijaksana manakala kita belajar dari pengalaman masa lalu, tetapi kita seharusnya tidak terus hidup dalam masa lalu. Kita tidak bisa mengulang atau membatalkan apa yang terjadi di masa lalu, tetapi oleh kasih karunia Allah kita dapat melangkah maju dan melayani Allah dengan setia pada hari ini dan di masa yang akan datang. Kehidupan iman kita merupakan suatu perjalanan maju demi mencapai tujuan untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus. —WEC
Kudaki jalan mulia;
Tetap doaku inilah:
“Ke tempat tinggi dan teguh,
Tuhan, mantapkan langkahku!” —Oatman
(Kidung Jemaat, No. 400)
Aku bersedia pergi ke mana pun—asalkan maju.
Tuhan Yesus, terima kasih
Makasih WarungSateKamu… Gbu..
Tuhan, tolong kami untuk lebih menfokuskan hidup kami apa yang ada di depan kami lebih baik lagi bersama -sama dengan-Mu dan melupakan masa lalu yang ada di belakang kami. Gbu us all. Amen
Terima kasih Tuhan melalui firmanMu hatiku semakin mantap untuk melangkah maju, dan Tuhan sendiri yang sudah persiapkan hari esok dengan rencana yang indah.