Bukankah Kami Sudah Melayani-Mu, Tuhan?

Oleh: Ovit Samuel Purba

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Mungkin kamu pernah merasa Tuhan tidak adil. Kamu sudah giat melayani-Nya, namun Dia sepertinya lebih bermurah hati memberkati orang lain. Atau kamu merasa kamu lebih baik dan lebih mampu dalam mengerjakan sesuatu, tetapi Tuhan malah memberikan kesempatan itu kepada orang lain. Ufffh, jujur saja aku pernah merasakannya.

Namun, ketika aku merenungkan sikapku lagi dalam terang Firman Tuhan, aku menjadi malu. Siapakah aku di hadapan Tuhan? Bukankah Tuhan itu Mahabijak dan Mahatahu? Berani-beraninya aku berlagak lebih tahu dan mau mengajari Tuhan cara mengatur dunia ini.

Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur yang disampaikan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya mengajariku beberapa hal penting (kamu bisa membacanya dalam Matius 20:1-16).

1. Tuhan adalah Sang Pemilik pelayanan kita
Dalam perumpamaan ini Tuhan diibaratkan sebagai tuan pemilik kebun anggur. Sang tuan memiliki hak penuh untuk menentukan bagaimana ia akan mengelola kebun anggurnya, siapa saja yang boleh bekerja di kebun anggurnya, dan bagaimana ia akan memberi upah kepada para pekerjanya. Ia bebas menggunakan miliknya menurut kehendak hatinya (ayat 15).

Bukankah kerap kita mengukur pelayanan menurut standar kita sendiri? Kita merasa melayani lebih banyak dari orang lain sehingga boleh menuntut Tuhan untuk berterimakasih dan membayar segala jerih lelah kita. Betapa arogannya kita! Betapa kita perlu selalu diingatkan bahwa Tuhan adalah Tuan dan Pemilik pelayanan kita, bukan pesuruh kita.

2. Melayani Tuhan adalah anugerah
Siapakah orang-orang yang dipekerjakan di kebun anggur? Apakah mereka pekerja yang luar biasa? Bukan! Mereka adalah para pengangguran di pasar, yang karena belas kasihan sang tuan dipanggil bekerja di kebun anggur miliknya.

Bukankah hanya karena anugerah Tuhan, kita dipanggil untuk dapat ikut ambil bagian dalam kerajaan-Nya? Apakah kita menjadi orang upahan yang bekerja seharian atau hanya beberapa jam saja, itu bukan masalah. Bisa dikasihi dan dipanggil bekerja bagi sang tuan saja sudah merupakan hal yang luar biasa. Betapa aku bersyukur karena Tuhan memanggilku bukan karena aku punya posisi tertentu atau kemampuan yang bisa dibanggakan. Kalau tidak aku tentu hanya akan berputar-putar saja menjalani hidupku, tidak punya arah dan tujuan yang pasti.

3. Tuhan tahu bagaimana menilai para pekerja-Nya
Pemilik kebun anggur dalam perumpamaan ini membayarkan upah para pekerja sesuai apa yang dijanjikannya. Namun, sebagian pekerja menuduhnya tidak adil, karena tidak senang melihat orang-orang yang hanya bekerja sebentar mendapatkan bonus yang sama besar dengan upah mereka. Mereka sepertinya merasa sang tuan tidak tahu bagaimana menilai pekerjaan yang mereka lakukan dengan benar.

Bukankah kerap kita juga bersikap demikian? Kita bersungut-sungut dengan pekerjaan yang Tuhan berikan. Kita mengeluh karena Tuhan memberikan kepada orang lain bagian yang lebih mudah dan enak untuk dikerjakan, sementara bagian kita sulit dan kurang dihargai. Betapa kita perlu selalu diingatkan bahwa Tuhan adalah Allah yang Mahatahu, dan dalam kemahatahuan-Nya itu Dia telah memercayakan pelayanan-pelayanan tertentu untuk kita kerjakan sesuai dengan kapasitas kita. Dia adalah Tuhan yang tahu apa yang terbaik untuk kita kerjakan dalam kerajaan-Nya. Dia tahu apa yang terbaik untuk menolong kita bertumbuh makin serupa Dia. Kita tak perlu membanding-bandingkan diri dengan orang lain ketika kita memercayai penilaian-Nya dan upah yang akan Dia sediakan bagi orang-orang yang mengasihi-Nya.

Bagikan Konten Ini
12 replies
  1. Presylia
    Presylia says:

    good posting….
    Marilah kita belajar untuk selalu mengerjakan yang terbaik, tidak melihat orang lain, tp apa yang kita kerjakan adalah untuk Tuhan.

  2. ovit samuel purba
    ovit samuel purba says:

    trimakasih kk tim warungsatekamu utk bantuannya dalm mempublish tulisanku, apresiasi bagiku utk lbh banyak lg menulis ttg kebaikan Tuhan

  3. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Terima kasih, atas dimuatnya artikel ini yang dapat lebih menumbuhkan iman percaya kita kepada kuasa Tuhan Yesus yang empunya kehidupan kita, terpujilah namamu bapa disurga, Amin

  4. Estherlia Chen
    Estherlia Chen says:

    Bersyukur untuk artikel yang baik ini, menegur aku untuk menyadari status ku yang sesungguhnya hanya seorang hamba yang dipanggil karena AnugerahNya..

  5. Helma Sihombing
    Helma Sihombing says:

    Tuhan tau dan tak kan pernah salah menempatkan anak-anakNya.. Tetap setia mengerjakan Visi Tuhan dimanapun Tuhan meletakkan kita..

  6. Fenny
    Fenny says:

    Terimakasih untuk tulisan ini, sunggu sangat memberkati dan mengingatkan diriku kembali tentang pelayanan..

  7. Lei
    Lei says:

    Terimakasih buat lae @ovit samuel purba.. tulisan nya membuka mata hati dan pikiran .. membuat saya bisa lebih menirima semua yg saya dapat .. baik besar atau pun kecil.. membuat saya semakin bersyukur dan berterimakasih sama tuhan .. gbus .. amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *