Menghibur mereka yang “ditinggalkan”

mengibur-mereka-yg-ditinggalkan

Mungkin buat mereka gue itu enggak pernah ada…
Mungkin lebih baik kalo gue itu memang enggak pernah ada …

Kiki mengakhiri curhatnya yang panjang lebar kepadaku. Tentang papa yang super sibuk. Tentang tiga kakaknya yang punya segudang prestasi. Tentang kecelakaan maut mama tercinta yang selama ini menjadi tempat curahan hati. Tentang Tuhan yang sepertinya tak pernah mendengar doanya. Tentang kesepian-kesepian jiwanya. Ia merasa begitu sendirian di tengah keluarganya.

Ingin rasanya hati menghibur.
Namun entah kenapa yang terpikir hanyalah kalimat-kalimat klise.
Sabarlah.
Jangan berhenti berdoa.
Kamu nggak boleh mikir begitu.

Keluargaku hangat dan penuh perhatian. Kedua orangtuaku masih lengkap dan selalu punya waktu untukku dan adik-adikku. Aku tak pernah merasa “ditinggalkan”. Bagaimana aku bisa menghibur seseorang yang merasa “ditinggalkan”?

Kamu punya pengalaman yang bisa dibagikan?

Banyak Penasihat

Jumat, 16 Mei 2014

Banyak Penasihat

Baca: Amsal 15:16-23

15:16 Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.

15:17 Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.

15:18 Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.

15:19 Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.

15:20 Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, tetapi orang yang bebal menghina ibunya.

15:21 Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berjalan lurus.

15:22 Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.

15:23 Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!

Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak. —Amsal 15:22

Banyak Penasihat

Thomas à Kempis, seorang teolog dari abad ke-15, berkata, “Adakah seseorang yang begitu bijak sehingga ia memiliki pengetahuan yang sempurna akan segala sesuatu? Oleh karena itu, janganlah terlalu bergantung pada pendapatmu sendiri, tetapi hendaklah kamu mau juga mendengar pendapat orang lain. Walaupun pendapatmu itu mungkin baik, tetapi apabila demi kasih Allah kamu melepaskan pendapatmu itu dan mengikuti nasihat orang lain, kamu pun akan lebih beruntung.” Thomas menyadari pentingnya meminta nasihat dari orang-orang yang dapat dipercaya dalam perencanaan hidup kita.

Untuk mengetahui jalan yang dikehendaki Allah bagi hidup ini, seorang yang bijak perlu membuka dirinya untuk memperhatikan sejumlah nasihat yang akan dipakai Allah untuk membimbingnya lewat hikmat-Nya. Ketika seseorang meminta nasihat yang bijak dari orang lain, ia sedang menunjukkan kesadaran bahwa mungkin saja ia telah melewatkan beberapa faktor penting yang perlu baginya untuk mengambil keputusan.

Salomo, pribadi yang paling bijak di Israel, menulis tentang arti penting dari meminta nasihat dari orang lain: “Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak” (Ams. 15:22).

Tuhan adalah Penasihat Ajaib (Yes. 9:5), dan Dia rindu melindungi kita melalui kehadiran para penasihat yang bijak. Mintalah nasihat dari mereka dan bersyukurlah kepada Allah karena keberadaan mereka. Perkenankan mereka menolongmu untuk melihat rancangan-Nya bagi hidupmu dengan lebih jernih. —MLW

Ajaib, sungguh ajaib, Yesus itu bagiku,
Penasihat, Raja Damai, Allah yang Perkasa;
Selamatkanku, menjagaku dari dosa dan malu,
Ajaiblah Penebusku, terpujilah nama-Nya! —Lillenas

Dengan meminta nasihat yang bijaksana, semakin besar kemungkinanmu mengambil keputusan yang tepat.