Bukan Berpusat Pada Diriku

Oleh: Juni Liem

its_not_about_me_thumb

Judul: It’s Not About Me
[Bukan Berpusat Pada Diriku]
– Edisi Kaum Muda

Penulis: Max Lucado
Tahun Terbit: 2012
Jumlah Halaman: 152
Penerbit: Katalis Media

 

Dahulu manusia beranggapan kalau bumi adalah pusat dari tata surya, tetapi mereka harus menerima fakta bahwa apa yang mereka yakini selama ini adalah salah. Copernicus, seorang ilmuwan pada abad ke-16 menemukan bahwa sebenarnya matahari adalah pusat dari tata surya dan bumi hanya mengitarinya. Rasanya sangat tidak enak kalau harus mengubah apa yang telah diyakini selama ini. Menerima fakta yang memutarbalikkan apa yang kita yakini itu begitu sulit. Kita lahir dengan kecenderungan menjadi manusia yang egois, manusia yang mau menjadi nomor satu, manusia yang menganggap bahwa pusat dari hidup itu adalah dirinya sendiri. Tetapi kenyataannya adalah, pusat hidup ini bukanlah kita, melainkan Tuhan.

Apa yang akan terjadi ketika kita memainkan peranan yang sesungguhnya dipercayakan Tuhan kepada kita? Ibarat bulan. Bulan tidak mempunyai cahaya apapun. Tetapi dalam posisi yang tepat, bulan dapat memantulkan cahaya. Cahaya itu bukan dari dirinya sendiri. Mataharilah yang membuat bulan itu bercahaya. Seperti bulan, kita pun hanya dapat bercahaya ketika Tuhan yang adalah pusat kehidupan kita memberikan cahaya-Nya kepada kita.

Perubahan fokus hidup inilah yang diangkat Max Lucado di dalam bukunya, It’s Not About Me. Buku ini dibagi dalam dua bagian besar, yaitu: Merenungkan Tuhan dan Mempromosikan Tuhan. Bagian pertama mengajak kita untuk memikirkan tentang siapa Tuhan dan mengapa Dia adalah pusat dari hidup ini. Bagian kedua mengajak kita untuk memikirkan bagaimana menjalani hidup yang berpusat pada Tuhan. Dengan gaya berceritanya yang khas dan bahasanya yang sederhana, Max tidak sekadar berteori tentang mengutamakan Tuhan. Ia memaparkan pengalaman pribadi serta kesaksian dari sejumlah anak muda yang telah mengubah fokus hidup mereka. Menutup setiap bab, ia juga mendorong pembaca untuk memikirkan penerapan praktis dari apa yang telah dibaca, serta menjawab pertanyaan jurnal yang ada di bagian akhir buku ini.

Meski bertajuk “edisi kaum muda”, buku ini mengangkat prinsip yang penting bagi segala usia. Entah kamu sedang mencari bacaan pribadi, kado buat sahabat, atau materi yang ringan tapi berbobot untuk persekutuan, buku ini bisa menjadi salah satu pilihan yang layak kamu pertimbangkan.

 

Tentang Max Lucado
MAX LUCADO adalah penulis yang sangat inspiratif. Selama seperempat abad ini, ada sekitar 65 juta bukunya yang dinikmati orang di seluruh penjuru dunia. Tiga karyanya: Just Like Jesus, In The Grip of Grace, When God Whisper Your Name, mendapatkan penghargaan sebagai buku kristiani terbaik di Amerika dari Evangelical Christian Publishers Association. Max juga melayani sebagai pengkhotbah di Oak Hills Church di San Antonio.

Siapa Yang Berada Di Pusat?

Selasa, 25 Maret 2014

Siapa Yang Berada Di Pusat?

Baca: Mazmur 33:6-19

33:6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.

33:7 Ia mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan, Ia menaruh samudera raya ke dalam wadah.

33:8 Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia!

33:9 Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.

33:10 TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa;

33:11 tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.

33:12 Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!

33:13 TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia;

33:14 dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi.

33:15 Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka.

33:16 Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan.

33:17 Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan.

33:18 Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya,

33:19 untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. —Mazmur 33:11

Siapa Yang Berada Di Pusat?

Baru-baru ini, saya mengalami kondisi yang disebut sebagai “Momen Copernicus”. Saya dibuat tersadar bahwa diri saya bukanlah pusat dari alam semesta ini. Dunia ini tidak berputar mengitari saya. Dunia juga tidak bergerak menurut kecepatan, keadaan, atau kehendak saya.

Meski kita mungkin berharap tidak demikian, tetapi kenyataannya kehidupan tidaklah semata-mata soal diri kita. Justru sebaliknya, semuanya berpusat kepada Tuhan. Dalam Mazmur 33, kita membaca bahwa seluruh alam semesta berpusat kepada Allah dan berada di bawah kendali-Nya (ay.6-9). Allah menetapkan batas-batas air laut dan menempatkan samudera raya dalam wadah. Segala sesuatu di alam semesta berjalan menurut hukum-hukum yang ditetapkan-Nya.

Bangsa-bangsa juga berpusat kepada Allah (ay.10-12). Tidak ada rencana atau rancangan yang akan berhasil menggagalkan rencana Allah. Pada akhirnya, rencana Tuhanlah yang tetap bertahan hingga selamanya. Rancangan-Nya tidak akan pernah tergoyahkan.

Akhirnya, hidup seluruh umat manusia berpusat kepada Tuhan (ay.13-19). Allah melihat umat manusia secara menyeluruh. Allah menciptakan hati kita, dan Dia memahami semua yang kita lakukan. Dia pun memiliki kuasa untuk ikut campur tangan di dalam hidup kita dan melepaskan kita dari keadaan-keadaan yang berjalan di luar kendali kita.

Hidup kita diciptakan untuk berpusat kepada Allah, bukan pada diri kita sendiri. Alangkah bersyukurnya kita karena bisa melayani Allah yang sedemikian Mahakuasa dan yang memegang kendali atas setiap aspek hidup kita. —PFC

Ajari aku, ya Tuhan, untuk menjalani kebenaran Mazmur 33 dalam
hidupku sehari-hari. Biarlah aku tunduk kepada-Mu sebagaimana
seharusnya. Kiranya aku dan segenap penghuni bumi ini takjub
akan Engkau, karena firman dan rencana-Mu tetap selamanya.

Mematikan kepentingan diri berarti hidup untuk Allah.