Wallpaper: Kita Lebih Daripada Orang-Orang yang Menang

Aku tau itu benar dan harus dilakukan, tapiii… bagaimana kalau banyak orang gak suka? Bagaimana kalau aku dikritik? Bagaimana kalau aku dianggap sok-sokan dan gak asyik? Bagaimana kalau ini tidak berhasil? Bagaimana kalau orang malah mencela? Bagaimana kalau …?

Guys, sering gak kamu merasa semangatmu yang tadinya berkobar-kobar ingin menyatakan pada dunia betapa mulia dan betapa hebatnya Tuhan, tiba-tiba surut. Situasi sepertinya tidak mendukungmu, begitu juga orang-orang di sekitarmu. Ibarat seekor anak elang, kamu tidak berani membentangkan sayap dan mengambil risiko untuk terbang. Ibarat seorang pelari, kamu sudah merasa kalah sebelum bertanding. Dan Tuhan sepertinya diam saja, tidak bertindak untuk membelamu. Bukankah jika benar Tuhan mengasihimu, Dia seharusnya melancarkan jalanmu untuk berkarya bagi kemuliaan-Nya?

Guys, lancar tidaknya jalan kita bukan ukuran kasih Tuhan. Pandang salib Kristus. Tuhan begitu mengasihi kita, sehingga Dia menyerahkan Anak-Nya untuk disalib menebus kita. Adakah yang pernah mengasihimu sebesar itu? Tuhan peduli dan tidak ingin kita binasa. Tuhan ingin mengganti fokus hidup kita dari diri sendiri yang penuh keterbatasan, kepada Dia, Sang Pencipta yang tidak terbatas. Tuhan ingin kita merdeka hidup bagi Dia, merdeka mengerjakan berbagai hal yang baik dan indah sesuai rancangan-Nya, tidak lagi diperhamba dosa.

Guys, jangan biarkan masalah atau tantangan yang kamu hadapi membuat kamu meragukan kasih Tuhan dan menyurutkan langkahmu. Yakinlah kasih Tuhan tidak berubah. Masalah atau tantangan yang terberat sekalipun tidak dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Semua itu justru memperjelas betapa Tuhan mengasihi kita. Mengapa? Karena semua itu dipakai Tuhan untuk membangun kita, membentuk karakter kita makin serupa dengan Kristus. Jangan menyerah. Jangan ragu untuk unjuk gigi. Ayo bersama kita mulai berkarya di negeri ini, di mana kita Tuhan tempatkan. Bentangkan sayapmu. Beritakan pengharapan dalam Kristus melalui hidupmu. Jalan kita memang takkan selalu mulus. “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Roma 8:37)

Bau Yang Harum

Selasa, 18 Maret 2014

Bau-Yang-Harum

Cerita & Ilustrasi komik strip oleh Heri Kurniawan

Baca: 2 Korintus 2:12-17

2:12 Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.

2:13 Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia.

2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

2:16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?

2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

Bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. —2 Korintus 2:15

Bau Yang Harum

Ada sejumlah aroma yang tidak akan bisa dilupakan. Baru-baru ini, suami saya mengatakan bahwa ia hampir kehabisan krim cukur. “Aku bisa membelikannya untukmu,” saya menawarkan diri. “Bisakah kau membelikan merek ini?” tanyanya sambil memperlihatkan kaleng krim cukurnya. “Aku suka aromanya—merek ini yang selalu dipakai ayahku.” Saya tersenyum, teringat suatu waktu ketika pikiran saya sejenak kembali ke masa kecil pada saat menghirup aroma sampo yang sering dipakai ibu untuk mencuci rambut saya. Bagi saya dan Tom, aroma wangi itu membawa gejolak emosional dan kenangan manis tentang orang-orang terkasih yang telah tiada.

Oliver Wendell Holmes berkata, “Segala kenangan, khayalan, perasaan nostalgia, dan keterikatan lebih mudah tergapai kembali melalui indra penciuman dibandingkan melalui indra lainnya.”

Jadi, apa yang akan terjadi ketika hidup kita menjadi bau harum yang menarik orang-orang kepada Allah? Dalam 2 Korintus 2:15 dituliskan, “Bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.” Bau keharuman kita itu menyenangkan Allah, tetapi bau itu juga dapat menarik orang lain kepada Allah atau justru menjauhkan mereka dari-Nya. Kita yang memahami arti pengorbanan Yesus mendapatkan kesempatan untuk menjadi “bau yang harum dari Kristus”–sebuah pengingat akan Dia–bagi orang lain.

Bau yang harum dari keserupaan kita dengan Kristus dapat memikat sesama kepada Sang Juruselamat. —CHK

Tanganku kerja bagi-Nya,
Kakiku mengikut-Nya;
Mataku memandang Yesus;
Yang kupuji Dialah! —James
(Kidung Jemaat, No. 363)

Ketika kita berjalan bersama Allah, bau harum yang kita pancarkan bisa menarik orang lain untuk ikut percaya.