Pemberian Yang Luar Biasa

Minggu, 10 Maret 2013

Pemberian Yang Luar Biasa

Baca: Lukas 21:1-4

Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya. —Lukas 21:4

Dahulu ketika saya menggembalakan sebuah gereja kecil, kami pernah menghadapi krisis yang sangat besar. Jika tidak dapat menyelesaikan renovasi besar atas gedung gereja demi mencapai standar keamanan yang berlaku, kami akan kehilangan tempat ibadah kami. Karena terdesak oleh batas waktu untuk melunasi renovasi ini, kami pun mengadakan penggalangan dana. Namun dari seluruh persembahan yang dikumpulkan, ada satu pemberian yang menarik perhatian kami sebagai pemimpin gereja.

Seorang jemaat wanita berusia lanjut mempersembahkan beberapa ratus dolar untuk proyek ini—uang yang kami tahu sangat dibutuhkan olehnya. Kami berterima kasih untuk pemberiannya itu. Namun kami berniat untuk mengembalikannya karena merasa bahwa ia jauh lebih membutuhkan uang itu. Akan tetapi, ia menolak untuk menerima uang itu kembali. Ia telah menabung selama bertahun-tahun untuk membeli sebuah kompor gas dan sementara ini ia memasak dengan menggunakan panci pemanas. Meski demikian, ia bersikeras mengatakan bahwa ia lebih membutuhkan tempat untuk beribadah bersama jemaat yang lain daripada sebuah kompor. Kami begitu kagum dengan pemberiannya yang luar biasa.

Ketika Tuhan kita memperhatikan seorang janda yang memasukkan dua peser (nilai koin yang paling kecil) ke dalam peti persembahan, Dia memuji janda tersebut atas pemberiannya yang luar biasa (Luk. 21:3-4). Mengapa? Bukan karena jumlah yang ia berikan, tetapi karena ia memberikan semua yang dimilikinya. Ini adalah pemberian yang tidak saja menghormati Allah kita, tetapi juga mengingatkan kita akan pemberian-Nya yang paling luar biasa bagi kita, yaitu Kristus. —WEC

Apa yang dapat kuberi kepada-Nya, aku yang papa?
Jika aku gembala, akan kuberi seekor domba;
Jika aku bijaksana, aku hendak berbuat sesuatu;
Tetapi yang terutama adalah kuberikan hatiku. —Rossetti

Hati yang bersyukur sering terpancar melalui sikap yang murah hati.