Puisi: Karena Aku Mengasihimu

Oleh Febe Amelia

Kau nyatakan cinta sejati
Bahkan jauh sebelum aku mengerti
Arti cinta yang Kau beri

Sempat aku memberi jarak
Berlagak aku sudah layak
Lalu kuputuskan sementara menolak
Rasanya belum mendesak

Aku lalu pura-pura lupa
Dan tergoda rayuan dunia
Mengejar bahagia yang kuharap nyata

Tak lama,
Akhirnya kudapat juga
Apa yang kupinta
Lalu aku terlena

Semakin lama…
Sepertinya kurasa
Bahagia ini fana
Bahagia ini fatamorgana

Semakin lama…
Sepertinya kurasa
Ini bukan nirwana
Yang selama ini kudamba

Tapi aku tetap bertahan
Menyangkal kebenaran
Sambil mencari jawaban
Tapi tak kutemukan

Kembali aku menjauh
Tapi heran aku semakin berpeluh
Malah berkali-kali aku mengeluh

Tapi tunggu dulu,
Di sudut hatiku
Tempat aku menempatkan-Mu
Aku tahu,
Selama jalanku berliku
Selama itu pula Kau terus menunggu
Sabar dan setia memberi waktu

Lalu,
Kembali Kau memanggilku
Sama lembutnya seperti dulu
Dulu kututup telingaku
Bahkan aku membisu
Sekarang aku mau maju
Satu langkah dari yang dulu
Ku mau membuka hatiku

Tapi sejenak langkahku tersendat
Mendengar bisikan si sesat
Katanya aku sudah terlambat
Lalu, apa ku masih sempat?

“Bagimu selalu ada tempat”,
Sahut-Nya singkat

Kali ini, tanpa ragu lagi
Dengan segenap hati
Dan kuasa ilahi
Aku mantapkan diri
Menyambut-Mu dalam hati

Kenapa Kau masih mau menerimaku?

“Karena Aku mengasihimu
Belum cukupkah bagimu,
Kutunjukkan bukti cinta-Ku?
Aku rela mati bagimu
Karena Aku mengasihimu”

Kau tahu?
Jawaban-Mu menyejukkan hatiku
Dan Engkaulah jawaban itu
Yang kucari-cari sejak dulu

Kulihat tulus senyum-Mu
Sinar memancar dari mata-Mu
Terbuka lebar tangan-Mu
Dengan kerinduan untuk memelukku
Dan sejak itu kita menyatu

Sesekali,
Ombak masih datang menghampiri
Namun kutahu aku tak sendiri

Dan lagi,
Damai yang kini ada di hati
Terasa nyata sekali
Damai ini bukan lagi obral janji
Seperti tawaran dunia ini

Damai ini bukti nyata cinta sejati
Kekasih jiwaku yang telah mati
Tapi telah bangkit kembali

Aku tahu aku tak sempurna
Tapi tolong percaya
Kalau aku akan mencoba
Terus mencoba
Mengasihi-Mu juga
Dengan apa yang kupunya
Segenap hati, jiwa, dan raga

Jesus, I’m so in love with You…

Hati Yang Berterima Kasih

Senin, 16 April 2012

Hati Yang Berterima Kasih

Baca: Mazmur 19:1-7

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya. —Mazmur 19:2

Pahlawan masa kecil saya adalah seorang penjelajah Amerika bernama Davy Crockett. Di dalam bukunya yang berjudul David Crockett: His Life and Adventures (David Crockett: Hidup dan Petualangannya), Davy menjumpai suatu pemandangan menakjubkan yang membuatnya menyerukan pujian kepada sang Pencipta. Sang penulis menggambarkannya demikian: “Tidak jauh dari padang rumput, ada lagi sehamparan padang tanpa pepohonan, begitu limpah, begitu indah, begitu cemerlang dengan bebungaan. Kolonel Crockett, yang sama sekali tidak terbiasa untuk mengambil waktu merenung, sampai harus berhenti di atas kudanya, dan dengan mata terpesona oleh pemandangan itu, berseru, ‘Oh Tuhan, betapa indahnya alam yang telah Engkau ciptakan bagi manusia! Namun, betapa sedikitnya manusia membalas budi-Mu untuk itu! Kami bahkan tidak membalas-Mu dengan rasa syukur.’” Crockett menyadari bahwa pekerjaan tangan sang Pencipta menuntut suatu tanggapan penuh syukur—tanggapan yang sering kita lalaikan atau abaikan.

Pemazmur menulis, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mzm. 19:2). Jika kita mengerti dengan benar, pekerjaan tangan Allah adalah suatu pemandangan yang tidak hanya membuat kita takjub tetapi juga sepantasnya menggerakkan kita untuk menyembah dan memuji Allah kita, seperti yang dilakukan oleh sang pemazmur.

Davy Crockett benar—menjumpai keajaiban karya ciptaan Allah seharusnya menggerakkan hati kita untuk setidaknya bersyukur. Apakah kita bersyukur kepada-Nya? —WEC

Allah bentangkan ciptaan-Nya di sepanjang cakrawala—
Menaruh bintang-bintang, menegakkan dasar bumi;
Daya kuasa-Nya menuntut sembah hormat kita;
Namun salib Kalvari menarik kita mendekat pada-Nya. —Gustafson

Kemuliaan Allah bersinar terang melalui karya ciptaan-Nya.