Mengundang Pertanyaan

Sabtu, 18 Februari 2012

Baca: Keluaran 12:1-13

Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu. —1 Petrus 3:15

Ketika mengajar, terkadang saya memakai moto “Tanyakan pada yang berwenang” untuk mendapatkan perhatian dari para mahasiswa. Saya bukan mengundang mereka untuk menentang kewenangan saya, melainkan mendorong mereka untuk bertanya pada saya. Sejumlah ahli pendidikan mengatakan bahwa pembelajaran lebih banyak terjadi ketika para guru menjawab pertanyaan daripada ketika mereka menyampaikan informasi. Sudah menjadi sifat kita untuk menilai apa yang ingin kita ketahui lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang orang lain ingin katakan kepada kita.

Tentu saja kedua tipe pengajaran tersebut dapat diterapkan bersama, tetapi mengundang diajukannya pertanyaan merupakan salah satu hal awal yang kita temukan dalam Kitab Suci. Bahkan sebelum orang Israel meninggalkan Mesir, Tuhan memerintahkan kepada Musa untuk mengadakan suatu ritual yang mendorong orang untuk bertanya. Perayaan Paskah dirancang untuk mempunyai dua maksud: mengingatkan orang dewasa tentang pembebasan yang dikerjakan Allah, dan membuat anak-anak mereka menanyakan tentang hal tersebut (Kel. 12:26).

Pertanyaan “Mengapa” bisa jadi terdengar menjengkelkan, tetapi pertanyaan itu juga dapat menjadi suatu kesempatan indah untuk mempertanggungjawabkan iman kita (1 Ptr. 3:15). Daripada menjadi tidak sabar ketika orang lain bertanya, kita dapat bersyukur bahwa mereka memiliki hati dan pikiran yang terbuka untuk belajar. Pertanyaan yang mereka ajukan memberi kita kesempatan untuk menjawab dengan penuh kasih dan kecermatan, karena kita mengetahui bahwa perkataan kita dapat memiliki dampak yang kekal. —JAL

Tuhan, kiranya aku menjadi orang yang mudah didekati dan terbuka
untuk mendengarkan pertanyaan orang lain. Kiranya aku tak merasa
terancam, tetapi yakin bahwa Engkau memberiku hikmat untuk tahu
bagaimana menjawab atau di mana menemukan jawabannya. Amin.

Pertanyaan yang jujur dapat menuntun pada jawaban yang membangun iman.