Kuku Saya Atau Tangan-Nya?

Kamis, 20 Oktober 2011

Baca: Mazmur 37:23-26

Sebab Tuhan menopang tangannya. —Mazmur 37:24

Saat-saat yang sulit dapat menyebabkan sudut pandang kita terbalik. Baru-baru ini saya diingatkan kembali tentang hal ini, ketika saya berbicara dengan seorang teman yang juga berduka— sesama orangtua, seperti Sue dan saya, yang ditinggal pergi seorang putri remaja dengan kematiannya yang mendadak dan tanpa tanda-tanda apa pun.

Ibu yang berduka ini menceritakan bahwa ia sangat merindukan putrinya, dan ia berkata kepada Allah bahwa ia merasa seolah-olah berada di ujung tanduk dengan hanya bergantung pada kuku tangannya sendiri. Lalu ia merasa bahwa Allah mengingatkannya akan tangan perlindungan-Nya yang hadir untuk menopangnya, sehingga ia dapat melepaskan pegangannya, dan Allah akan menangkapnya.

Bukankah ini sudut pandang yang lebih baik? Gambaran ini mengingatkan kita bahwa ketika masalah muncul dan kita merasa begitu tidak sanggup untuk mempertahankan iman kita, jawabannya tidaklah tergantung kepada kita, melainkan Allahlah yang menopang kita dengan tangan-Nya yang kuat.

Mazmur 37:23-24 mengatakan: “Tuhan menetapkan langkahlangkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya.” Dan Mazmur 63:8-9 memberi tahu kita: “Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.”

Ketika menghadapi saat-saat yang sulit, kita dapat bersusah payah untuk berusaha “berpegang pada Allah” sampai-sampai kita lupa tentang janji perlindungan-Nya. Bukan kuku tangan kita yang akan membuat kita bertahan, melainkan tangan kasih-Nya yang menopang kita. —JDB

Tangan Allah yang menopang kedalaman samudera
Bisa mengatasi masalah-masalah kecilku;
Tangan-Nya yang memandu alam semesta,
Bisa menanggung semua bebanku. —NN.

Tak ada seorang pun yang lebih aman daripada seseorang yang ditopang oleh tangan Allah.