Untuk Allah Yang Kukasihi

Kamis, 28 Juli 2011

Baca: Matius 6:16-18

Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. —Matius 6:16

Beberapa tahun yang lalu di gereja kami, saya menyampaikan suatu seri khotbah tentang Kemah Suci pada Perjanjian Lama. Sebelum berkhotbah tentang meja untuk roti sajian, saya melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya—saya berpuasa makanan selama beberapa hari. Saya berpuasa karena saya ingin mengalami kebenaran dari firman “manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan” (Ul. 8:3). Saya ingin menyangkal diri dari sesuatu yang saya sukai, yaitu makanan, karena saya mengasihi Allah lebih daripada makanan. Ketika berpuasa, saya mengikuti ajaran Yesus tentang berpuasa dalam Matius 6:16-18.

Yesus memberikan suatu perintah negatif: “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik” (ay.16). Lalu, Dia memberikan suatu perintah positif agar kita menuangkan minyak ke kepala dan mencuci muka kita (ay.17). Perpaduan dari kedua perintah tersebut mengandung arti bahwa janganlah kita menarik perhatian orang terhadap diri kita sendiri. Yesus mengajarkan bahwa puasa adalah suatu sikap pengorbanan sebagai ibadah yang dilakukan oleh diri sendiri dan tidak boleh menjadi alat untuk menyombongkan diri dalam kerohanian. Akhirnya, Dia memberikan suatu janji: Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (ay.18).

Walaupun puasa tidaklah diwajibkan, tetapi dengan melepaskan sesuatu yang kita sukai, kita dapat memiliki pengalaman yang lebih mendalam dengan Allah yang kita kasihi. Dia membalas ibadah kita dengan cara menyatakan diri-Nya sendiri kepada kita. —MLW

Tuhan, kami ingin berjalan dekat dengan-Mu setiap hari. Tolong kami untuk dengan tekun mencari-Mu sehingga kami bisa mengenal-Mu dengan dekat dan mengikut-Mu dengan taat. Amin.

Menjauhkan diri dari meja makan dapat membawa kita semakin dekat kepada Bapa.

Bagikan Konten Ini
7 replies
  1. evylina
    evylina says:

    Sungguh kubersukacita kepada Tuhan, karena begitu banyak Hal yang Tuhan ijinkan terjadi dalam diriku,.

    Tidak mudah bagiku untuk berpuasa di awal usahaku untuk sungguh-sungguh menjalankannya,. karena begitu banyak pergumulan dalam hati yang justru muncul. Itu semua membuatku bertanya pada Tuhan apa yang sebenarnya terjadi.

    Walau tak mudah, bahkan semakin tak mudah, namun kupercaya Tuhan akan membantuku melewati semua proses rumit untuk lebih dalam bertumbuh dan melekat padaNya.

    Tuhan memberkati 🙂

  2. Lim Sauliang
    Lim Sauliang says:

    Bagaimana ya? Saya tak sanggup utk melakukannya. Tapi saya terus berusaha. Namun sayang karna lemas, lapar, perut perih, haus. Maka saya menggerutu, pingin makan dan berhenti puasa. Semoga Tuhan ngerti.

  3. Ricco
    Ricco says:

    Puasa menahan makan dan minum buat saya tidak terlalu susah, yang susah adalah menahan hawa nafsu yang lain terutama emosi.. Banyak godaan yang muncul dari luar untuk menganggu umat-Nya yang sedang berpuasa mendekatkan diri pada-Nya.
    Harus banyak-banyak dan terus berdoa untuk meredam/menghilangkannya..

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *