Lagu: String Quartet No. 1

Saya memberikan judul yang abstrak pada karya musik saya—hanya “String Quartet No. 1”—karena ini mencerminkan emosi dan perasaan yang kompleks yang memotivasi proses penciptaan karya ini. Perasaan-perasaan yang terlibat di dalam proses tersebut terlalu mendalam untuk diekspresikan hanya dalam satu atau dua patah kata.

Lagu ini digubah untuk kelompok musik string quartet (kwartet senar), yang terdiri dari dua biola, satu viola (biola alto), dan satu cello. Ada dua melodi utama dalam lagu ini: yang satu bersifat reflektif, merenung, seperti dalam mimpi, dan yang satu lagi lebih lincah, ceria dan bahkan ringan. Kedua melodi ini dimainkan secara berurutan oleh seluruh instrumen. Bagian ini disebut eksposisi. Di dalamnya terdapat seluruh “ide-ide” utama dari lagu, termasuk banyak potongan dan motif-motif kecil (dalam musik populer, bagian ini disebut “riffs”), yang nantinya akan digunakan lagi dalam bagian-bagian berikutnya.

Bagian berikutnya adalah perkembangan (development). Di sini saya mengambil melodi dan motif-motif yang sudah diperkenalkan sebelumnya untuk kemudian dirangkai, ditenun, dan dijalin menjadi musik yang lebih kompleks. Lama-kelamaan, suasana lagu berubah menjadi genting, menderu-deru, penuh dengan kekerasan dan disonans. Pada akhirnya, semua ini berujung pada klimaks dari seluruh karya ini—keempat instrumen, yaitu kedua biola, viola, dan cello menghajar sebuah akor yang mengiris hati, secara berulang-ulang, menuntaskan sebuah titik puncak emosional.

Setelah kegemparan ini terdapat sebuah istirahat singkat, sebelum sang viola masuk kembali memecah kesunyian dengan memainkan segaris melodi yang penuh perasaan. Kemudian, satu persatu instrumen bergabung dengannya, sampai kita kembali ke awal—kedua melodi yang asli dimainkan dalam bentuk seperti di awal lagu, yaitu dengan eksposisi. Mendekati akhir, cello memainkan sebuah solo, yang memimpin jalan menuju coda sebagai ucapan terakhir karya ini. Di sini, fragmen-fragmen dari melodi pertama dimainkan secara lembut oleh viola di antara lapisan demi lapisan nada panjang selembut sutra yang ditahan oleh instrumen-instrumen lain.

Secara keseluruhan karya musik gubahan saya ini mengungkapkan suasana-suasana penuh rindu dan emosi yang mendalam, yang disajikan bersamaan dengan episode-episode kemarahan dan kekerasan yang sangat berbeda. Sangat sulit bagi saya untuk menentukan peristiwa atau keadaan apa yang mengilhami saya menggubah setiap bagian dari karya ini. Bagi saya, jauh lebih baik berusaha mengerti karya musik ini dengan membayangkan melodi-melodi dan motif-motif di dalamnya sebagai karakter dalam suatu cerita yang mengalami transformasi dan perubahan. Demikianlah cara saya mendengarkan karya musik saya sendiri ini, lama setelah saya selesai menulisnya. Dampaknya sangat mengejutkan. Meskipun tidak mengingatkan saya akan pengalaman-pengalaman tertentu, musik ini terasa seolah-olah memang merefleksikan suatu bagian dari diri saya sendiri.

Daniel Gordon Ang, DipABRSM adalah seorang cellist, pianis, komponis, dan pengamat musik  yang telah menulis artikel musik untuk situs ymiblogging.org dan warungsatekamu.org. Ia menikmati segala jenis musik, dengan preferensi utama Bach, Beethoven, Brahms, dan Mahler untuk musik klasik, dan Bon Jovi serta progressive rock untuk musik populer. Daniel adalah lulusan dari Anglo-Chinese School (Independent), Singapore dan akan melanjutkan kuliahnya di Amherst College, Massachusetts, Amerika Serikat pada August 2011.

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. ira
    ira says:

    Disetiap alunannya ada emosi jiwa yang bergejolak
    saya merasakan perasaan yg marah,sakit dan kekecewaan!
    tapi berakhir dengan nada yg melambangkan melodi hati yg berserah
    :)HOW AMAZING

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *