Melihat Dalam Diri Seseorang

Kamis, 14 Juli 2011

Baca: 2 Korintus 5:12-21

Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. —2 Korintus 5:16

Pada tanggal 1 Februari 1960, empat mahasiswa dari suatu kampus khusus bagi kaum kulit hitam duduk di meja makan yang disediakan “khusus bagi orang kulit putih” di Greensboro, Carolina Utara. Salah seorang dari empat mahasiswa itu, Franklin McCain, memperhatikan seorang wanita tua berkulit putih yang duduk tidak jauh dari mejanya sedang memandangi mereka. Ia yakin bahwa wanita itu sedang berpikiran buruk terhadap diri mereka dan sikap mereka yang memprotes pemisahan menurut warna kulit. Beberapa menit kemudian, wanita itu berjalan menghampiri mereka, meletakkan tangannya di atas bahu mereka, dan berkata, “Nak, aku sangat bangga terhadap kalian.”

Beberapa tahun kemudian pada suatu siaran Radio Nasional, sambil mengenang peristiwa itu, McCain berkata bahwa ia belajar untuk tidak berprasangka terhadap siapa pun. Sebaliknya, ia perlu berhenti sejenak untuk memperhatikan orang lain dan mencari kesempatan untuk berbicara dengan mereka.

Gereja abad pertama, seperti juga gereja kita sekarang, sering terpecah-belah oleh pembeda-bedaan berdasarkan ras, bahasa, dan budaya. Paulus menulis kepada para pengikut Yesus di Korintus untuk menolong mereka menanggapi orang-orang yang lebih mementingkan penampilan luar daripada apa yang ada dalam hati (2 Kor. 5:12). Karena Kristus mati untuk semua orang, Paulus berkata, “Kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia” (ay.16).

Kiranya kita semua dapat melihat lebih mendalam pada apa yang ada dalam diri seseorang, karena setiap orang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dan dapat menjadi ciptaan baru dalam Kristus. —DCM

Kesan pertama dapat memperdaya
Karena kita tak tahu isi hatinya;
Kita bisa sering melakukan kesalahan
Karena kita tidak tahu sepenuhnya. —Fitzhugh

Yang terpenting adalah apa yang ada dalam hati.