VII. Kaum Kristen Yahudi Mengubah Hari Ibadahnya

Hari Sabat yang digunakan untuk beristirahat dan beribadah merupakan prinsip dasar bagi hidup orang Yahudi. Orang Yahudi yang tidak menghormati hari Sabat dipandang bersalah karena melanggar hukum Musa. Meski demikian, orang Yahudi yang menjadi pengikut Kristus mulai beribadah bersama orang percaya dari bangsa-bangsa lain pada hari yang baru. Hari pertama dari suatu minggu, yaitu hari dimana mereka percaya Kristus telah bangkit dari kematian, telah menggantikan hari Sabat. Bagi orang Yahudi, hal ini merupakan perubahan hidup yang besar. Hari yang baru itu, beserta dengan upacara baptisan bagi orang percaya, menegaskan bahwa mereka yang percaya pada kebangkitan Kristus telah menerima sesuatu yang lebih dari sekadar agama Yahudi yang diperbarui. Mereka percaya bahwa kematian dan kebangkitan Kristus telah membuka jalan bagi suatu hubungan yang baru dengan Allah. Jalan yang baru ini tidak didasarkan pada hukum Taurat, melainkan pada sang Juruselamat yang telah menanggung dosa manusia dan memberikan kehidupan baru kepada mereka.

BEFORE: ALASAN #6 |  NEXT: ALASAN #8

Mengatasi Dosa Masa Lalu

Kamis, 21 April 2011

Baca: 2 Samuel 12:1-23

Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu. —Yesaya 43:25

Bagaimana kita mengatasi masa-masa kegagalan iman, setelah kita merusak nilai-nilai kerajaan Allah di mata sahabat dan keluarga kita atau mencemarkan nama Allah melalui perbuatan-perbuatan kita?

Kita dapat belajar dari Raja Daud setelah ia dipermalukan dalam skandalnya dengan Batsyeba. Meskipun akibat buruk dari dosa tersebut tidak dapat dihindari, ia menemukan jalan untuk kembali menjalin hubungan dengan Allah sehingga ini memungkinkannya untuk terus melayani-Nya. Kita pun dapat menemukan jalan kita untuk kembali.

Pola Daud dalam 2 Samuel 12 tepat untuk  kita ikuti: Kita perlu mengakui kesalahan kita secara jujur kepada Allah (ay.13) dan memohon pengampunan-Nya. Lalu, kita dapat meminta kepada Allah supaya orang lain dapat diluputkan dari konsekuensi perbuatan kita (ay.16). Akhirnya, kita perlu menyadari bahwa terkadang konsekuensi tersebut tidak dapat dihindari dan harus dijalani dengan tabah. Meskipun kita selalu menyesali konsekuensi itu, kita tidak dapat membiarkan penyesalan menggerogoti kita sehingga kita berhenti melayani sebagai hamba-Nya (ay.20-23).

Setan bergembira tidak hanya atas masa-masa kegagalan kita, tetapi juga atas ketidakaktifan rohani yang kadang-kadang menjerat kita dalam penyesalan. Ketika gagal memberikan kesaksian yang baik, kita direndahkan dan seharusnya bersikap rendah hati. Namun, janganlah kita melipatgandakan kerusakan yang ada dengan menarik diri dalam kebungkaman dan bersembunyi sebagai utusan-utusan Kristus. Kita dapat mengatasi kegagalan masa lalu. —RKK

Saran Untuk Dilakukan
Jika setelah mengakui dosa Anda kepada Allah, Anda masih dipenuhi oleh perasaan bersalah,
hafalkan Amsal 24:16 dan 1 Yohanes 1:9 dan mintalah kepada Allah
supaya Dia menolong Anda
untuk mempercayai firman-Nya.

Allah mengampuni dosa kita sepenuhnya
untuk mengembalikan kita kepada hadirat dan pelayanan-Nya.