Harta Karun Terpendam

Rabu, 16 Februari 2011

Baca: Imamat 19:9-15

Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu. —Mazmur 119:18

Karena dibesarkan di wilayah pedesaan Missouri, tempat penjahat kawakan Jesse James (1847–1882) pernah tinggal, saya dan teman-teman yakin bahwa James menguburkan harta karunnya di sekitar wilayah itu. Kami menjelajahi hutan dengan harapan selangit akan menggali dan menemukan kantong pelana atau harta karun lainnya. Sering kami bertemu seorang pria tua yang memotong kayu bakar dengan sebilah kapak raksasa. Bertahun-tahun, kami perhatikan “manusia kapak” yang misterius ini berjalan tertatih-tatih di jalan raya mencari kaleng soda yang merupakan harta baginya. Setelah menjual kaleng-kaleng yang ditemukannya, pria tua ini pun pulang menyepi dalam pondok reotnya yang tidak beratap dan tidak dicat, sambil membawa sebuah botol dalam bungkusan kertas cokelat. Setelah pria tua ini meninggal, keluarganya menemukan banyak tumpukan uang tersimpan di rumah bobroknya.

Seperti si manusia kapak yang mengabaikan hartanya, kita sebagai orang Kristen terkadang mengabaikan bagian tertentu dari Kitab Suci. Kita lupa bahwa seluruh Kitab Suci adalah milik kita untuk digunakan; setiap bagian punya alasan untuk dimasukkan dalam kanon. Siapa sangka kitab Imamat punya banyak harta terpendam? Dalam enam ayat singkat di pasal 19, Allah mengajar kita bagaimana menolong orang miskin dan cacat tanpa merendahkan martabat mereka (ay.9-10,14), bagaimana menjalankan usaha dengan etis (ay.11,13,15), dan bagaimana memberi hormat kepada-Nya dalam kehidupan sehari-hari (ay.12).

Jika beberapa ayat itu saja dapat memuat begitu banyak harta karun, bayangkan betapa berlimpahnya harta yang dapat kita miliki apabila kita menggali Alkitab setiap hari. —RKK

Untuk Pemahaman Lebih Lanjut
Galilah harta karun dalam Imamat 19, lalu carilah lebih banyak harta
di pasal-pasal lainnya dari kitab Imamat untuk diterapkan dalam kehidupan iman Anda.

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. Sri Rejeki S
    Sri Rejeki S says:

    Firman Tuhan spt madu yang manis…
    tetapi juga spt obat yg pahit namun menyembuhkan
    Ku mau menggaulinya setiap hari…

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *