Iman Bersyarat

Kamis, 13 Januari 2011

Baca: Roma 8:28-39

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. —Roma 8:28

Terkadang orang yang melayani Allah, hidup dengan “iman bersyarat” yang tidak diucapkan. Karena memberikan waktu dan tenaga untuk melayani Allah, mereka berpikir bahwa mereka layak menerima perlakuan khusus sebagai balasannya.

Itu tidak berlaku bagi teman saya, Douglas. Ia telah menjalani hidup seperti Ayub dalam berbagai hal. Ia mengalami kegagalan dalam pelayanan, kematian istrinya karena kanker, dan luka-luka yang dideritanya bersama seorang anak akibat ulah pengemudi yang mabuk. Namun, Douglas menyarankan, “Jangan menyamakan Allah dengan kehidupan ini.”

Ketika masalah datang dan keraguan muncul, saya sering merujuk ke Roma 8. “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?” tanya Paulus. “Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?” (ay.35). Dalam satu kalimat itu, Paulus merangkum otobiografi pelayanannya. Ia bertahan menghadapi pencobaan demi Injil; tetapi ia beriman untuk percaya bahwa “semuanya itu”—yang pasti bukan sesuatu yang mengenakkan—dapat digunakan Allah untuk mendatangkan kebaikan. Ia telah belajar melihat jauh melampaui penderitaannya untuk memandang kepada Allah yang penuh kasih yang kelak menyatakan kemenangan-Nya. Ia menulis, “Sebab aku yakin bahwa [tidak ada satu pun] akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (ay.38-39).

Keyakinan seperti itu akan sangat menguatkan untuk menolong dalam mengatasi keputusasaan terhadap kehidupan yang tidak berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. —PDY

Yakinlah melampaui segala keraguan,
Dalam pencobaan yang engkau tengah lewati,
Bahwa kasih dan rahmat Tuhan yang besar
Sedang bekerja untuk kebaikan di dalammu. —NN.

Ia akan meneruskan pekerjaan itu sampai selesai pada Hari Kristus Yesus datang kembali. —Filipi 1:6 BIS