Resep Keberhasilan

Kamis, 9 Desember 2010

Baca: Yosua 1:1-9

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam . . . . sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil. —Yosua 1:8

Hidung berkernyit dan bibir berkerut—kadang-kadang begitulah reaksi keluarga saya terhadap masakan saya, terutama ketika saya mencoba suatu resep masakan baru. Baru-baru ini, saya melakukan terobosan dengan membuat versi masakan unik dari makaroni dan keju. Saya mencatat bahan-bahannya dan menyimpan resepnya sebagai referensi di masa mendatang. Tanpa catatan tersebut, saya tahu bahwa saya akan gagal memasak masakan itu lagi.

Tanpa instruksi Allah, Yosua akan gagal memimpin bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian. Langkah pertama adalah dengan menjadi “kuat dan teguh hati” (Yos. 1:6). Kemudian, ia harus terus-menerus merenungkan kitab Taurat, dan akhirnya, ia harus melakukan segala yang dikatakan oleh kitab Taurat. Selama Yosua bersedia mengikuti arahan-arahan tersebut, Allah menjanjikan kepadanya “keberhasilan” (ay.8).

“Resep keberhasilan” dari Allah juga dapat diterapkan pada kita, tetapi gagasan-Nya mengenai keberhasilan tidaklah berkaitan dengan uang, kepopuleran, atau bahkan kesehatan yang baik. Dalam bahasa Ibrani, “dengan demikian perjalananmu akan berhasil” berarti “dengan demikian kau akan bertindak dengan bijaksana.” Sebagaimana Allah memanggil Yosua untuk berjalan dalam hikmat, Dia menginginkan kita untuk “memperhatikan dengan saksama, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif” (Ef. 5:15).

Ketika kita berteguh hati di dalam Tuhan, merenungkan firman-Nya, dan mematuhi-Nya, kita memiliki resep keberhasilan rohani yang jauh lebih baik daripada apa pun yang dapat kita buat sendiri. —JBS

Kau ‘kan temukan di akhir perjalanan,
Apa pun yang dunia berikan,
Akan pudar, dan keberhasilan hanya tampak
Dalam kehidupan yang melayani Tuhan.
—NN.

Ketaatan pada firman Allah merupakan resep terjadinya keberhasilan rohani.