Burung Pipit

Selasa, 14 September 2010

Baca: Matius 10:27-33

Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. —Matius 10:29

Suatu malam setelah makan malam, seekor burung pipit cokelat yang mungil terbang ke dalam rumah kami melalui pintu depan. Pengejaran pun terjadi. Setiap kali suami saya mendekatinya, penyusup kecil itu terbang dengan putus asa mencari jalan keluar. Sebelum kami dapat membimbingnya supaya dapat ke luar rumah dengan selamat, burung itu terbang mengelilingi rumah dengan penuh kepanikan sampai-sampai kami dapat melihat dadanya berdebar-debar karena denyut jantungnya yang cepat.

Kadang-kadang kita juga seperti burung kecil tersebut—khawatir, rentan, dan takut akan apa yang mungkin terjadi. Betapa saya terhibur saat memikirkan bahwa “seekor pun dari pada [burung pipit] tidak akan jatuh ke bumi” tanpa sepengetahuan Allah (Mat. 10:29). Dia melihat dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi di dunia kita.

“Mata Tuhan ada di segala tempat” (Ams. 15:3), dan tidak ada apa pun yang lolos dari perhatian-Nya, termasuk Anda dan saya. Allah mengerti dan menghargai bagian-bagian terkecil dari keberadaan kita. Yesus berkata, “Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya” (Mat. 10:30).

Sungguh menakjubkan bahwa Allah senantiasa memperhatikan hal-hal dari diri kita yang sepele dan bahkan mengetahui kemalangan seekor burung. Karena Allah mengetahui detail-detail kecil inilah, kita dapat percaya bahwa Dia mengetahui dan mempedulikan persoalan-persoalan besar yang menguras tenaga kita. Ketika kita memohon pertolongan-Nya, tanggapan Allah selalu didasari pada sempurnanya pengetahuan Allah tentang kita dan keadaan kita. Marilah kita mempercayakan kepada-Nya segala kekhawatiran kita. —JBS

Apabila Allah mengetahui burung pipit yang jatuh,
Mewarnai bunga bakung yang kecil maupun besar,
Memberi corak warna biru pada langit,
Tidakkah Dia akan mempedulikanmu?
—NN.

Mata-Nya mengawasi burung pipit, dan kutahu Dia memperhatikanku juga.