Sutradara Terbesar

Oleh Heri Kurniawan
www.orangizenk.blogspot.com

Kalo senang nonton film, apalagi yang diadaptasi dari novel, kamu pasti menyadari bahwa sudah umum bagi Hollywood untuk membuat sekuel atau kelanjutan dari film box office sebelumnya. Entah itu sang hero bertemu dengan heroine lalu hidup bahagia selamanya, atau yang mengungkit masa lalu sebelum sang tokoh mendapat kesaktiannya atau malah bangkitnya musuh lama yang berniat membalas dendam. Apa pun bisa terjadi!

Walau ada sutradara yang bisa membuat sekuel lebih seru daripada film sebelumnya, tidak banyak yang punya kemampuan sehebat itu. Dalam hal ini, tidak ada yang bisa menandingi Allah, Sang Sutradara terbesar alam semesta. Dia ada di atas segalanya. Dialah yang menciptakan setiap karakter dan menempatkannya di tengah waktu, tempat dan lingkungan yang tepat, sesuai peran yang Ia berikan untuk memuliakan Dia. Meskipun begitu, tidak berarti Allah adalah Oknum diktator yang manipulatif atau pengatur yang semena-mena. Sebaliknya, Dia memberikan kita peran sekaligus kebebasan untuk berimprovisasi dalam menjalani skenario hidup kita.

Allah dalam kekekalan mengatur setiap babak dalam hidup kita. Pertama-tama, ketika kita memulai suatu babak, lalu menikmati-Nya dalam apa yang kita lakukan hingga akhirnya suatu saat kelak Dia memindahkan kita ke babak berikutnya dengan kejutan-kejutan baru sembari Dia menggenapi maksud-Nya dalam hidup kita. Dalam setiap babak, penting bagi kita untuk menikmati Allah sekaligus berelasi dengan tokoh-tokoh lain yang berperan dalam babak yang sama.

Selama masih bernapas, kita akan terus menjalani satu periode berganti periode lainnya, menjumpai satu keadaan dan akhirnya meninggalkan keadaan tersebut. Kadang saya bertanya, apa tujuan Allah menciptakan segala perubahan yang kadang dibungkus dengan begitu misterius? Bukankah bagus jika manusia tetap pada keadaannya sekarang, menjalani hal yang sama, berelasi dengan orang yang sama pula? Statis saja.

Namun, seorang penulis pernah bertutur, justru dalam perubahanlah Allah menciptakan sebuah kerinduan dalam diri kita kepada Dia yang tidak pernah berubah. Dijadikannya kita untuk semakin mengharapkan kekekalan bersama Dia di surga, bukannya mencintai kenyamanan dunia yang sementara ini. Bagi orang percaya, hidup di dunia tidak lebih dari sebuah cuplikan singkat tentang kehidupan kekal bersama Allah kelak.

Jadi, bagaimana kita harus menjalani hidup? Seperti yang dikatakan di Efesus 5:15-17, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”

Oleh karena itu, mari kita hidupi hidup yang berdasarkan firman Allah agar hidup kita tidak menyimpang dari cerita Allah.

Pribadi Utama

Rabu, 1 September 2010

Baca: Yohanes 5:31-40

Kalian mempelajari Alkitab sebab menyangka bahwa dengan cara itu kalian mempunyai hidup sejati dan kekal. Dan Alkitab itu sendiri memberi kesaksian tentang Aku. —Yohanes 5:39 (BIS)

Dalam suatu konferensi para pemimpin gereja di Seattle Pacific University, seorang pendeta berpengalaman, Earl Palmer, teringat akan suatu pengalaman yang telah membentuk pengajaran dan khotbahnya selama setengah abad.

Sebagai seorang mahasiswa seminari, ia memimpin satu kelompok pendalaman Alkitab di mana ia mendorong para anggota kelompoknya untuk merenungkan dengan sungguh firman Allah yang ada di dalam Kitab Suci. “Saya menjadi yakin,” kata Palmer, “bila saya dapat membuat seseorang membaca ayat-ayat itu, cepat atau lambat mereka akan menghargainya, dan ayat-ayat itu selalu akan menuntun mereka kepada pusatnya yang hidup: Yesus Kristus. Ketika Anda mulai menghormati Yesus Kristus, Anda mulai pula beriman kepada-Nya.”

Kepada sekelompok pemimpin agama yang sangat memahami Perjanjian Lama, tetapi yang mati-matian menentang-Nya, Yesus berkata, “Kalian mempelajari Alkitab sebab menyangka bahwa dengan cara itu kalian mempunyai hidup sejati dan kekal. Dan Alkitab itu sendiri memberi kesaksian tentang Aku. Tetapi kalian tidak mau datang kepada-Ku untuk mendapat hidup kekal” (Yoh. 5:39-40 BIS).

Dibutuhkan hati yang terbuka dan sekaligus pikiran yang ingin tahu dalam mempelajari Alkitab. Ketika kita menemukan Yesus sebagai Pribadi yang menjadi pusat utama dari keseluruhan isi Alkitab, kita harus memutuskan apa tanggapan kita terhadap diri-Nya.

Tersedia sukacita besar bagi siapa pun yang membuka hati bagi Kristus dan menemukan hidup di dalam Dia. —DCM

Firman Tuhan bagaikan hujan yang menyegarkan
Yang menyirami panenan dan benih;
Membawa hidup baru bagi hati yang terbuka,
Dan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan kita.
—Sper

Firman yang tertulis menuntun kita kepada Kristus, sang Firman Hidup.