Pertanyaan Daud

Selasa, 1 Juni 2010

Baca: Mazmur 8

Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? —Mazmur 8:5

Sebuah pepatah mengatakan, “Malu bertanya, sesat di jalan.” Betapa bergunanya konsep ini ketika kita merenungkan berbagai pertanyaan Daud dalam Mazmur. Jelas bahwa Daud sedang mencari bimbingan Allah untuk jalan yang seharusnya dilaluinya.

Mari kita perhatikan sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh Daud:

“Tetapi Engkau, Tuhan, berapa lama lagi?” (Mzm. 6:4). Pertanyaan tentang suatu kerinduan untuk melihat rencana Allah digenapi.

“Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?” (Mzm. 8:5). Pertanyaan yang mengungkapkan kekaguman bahwa Allah peduli pada manusia berdosa.

“Mengapa Engkau . . . menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?” (Mzm. 10:1). Pertanyaan yang mengungkapkan kerinduan akan kehadiran Allah.

“Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?” (Mzm. 15:1). Pertanyaan penting tentang siapa yang boleh tinggal bersama Allah.

Daud mengajukan sejumlah pertanyaan sulit tentang Allah. Ia tahu seperti apa rasanya kehilangan arah ketika ia menjauhi Tuhan dan mengikuti jalan yang berdosa. Namun, saat ia menuliskan Mazmur, ia adalah seseorang yang mendambakan kesalehan, yang berarti ia berusaha memahami pikiran Allah tentang hal-hal yang sulit.

Seperti Daud, Anda pun punya berbagai pertanyaan. Teruslah bertanya. Kemudian, dengan beriman pada firman Allah dan karya Roh Kudus,  dengarkanlah ketika Dia menuntun Anda di jalan-Nya. —JDB

Akal budiku memekikkan pertanyaan,
Jiwaku yang rindu, menyatu:
Oh Bapa, tolong dengarkan aku!
Oh Roh Kudus, terus ajarku! —Verway

Bertanya itu baik, tetapi yang bahkan lebih baik adalah mencari jawaban Allah.